Sepanjang 2019, penjualan konsolidasian PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencapai 42,61 juta ton semen. Penjualan ini meliputi penjualan Semen Indonesia, Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC), dan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau yang dulu dikenal dengan PT Holcim Indonesia.
Bila dibandingkan dengan realisasi pada 2018, penjualan semen SMGR sepanjang 2019 naik 28,46%. Namun, angka penjualan pada 2019 tidak memasukkan penjualan SMCB bulan Januari yang kala itu masih bernama PT Holcim Indonesia Tbk dan belum diakuisisi SMGR.
Melansir laporan penjualan SMGR, sepanjang 2019, penjualan Semen Indonesia mencapai 30,48 juta ton atau turun 0,38% secara year-on-year. Jumlah tersebut terdiri dari penjualan domestik sebesar 26,82 juta ton dan penjualan ekspor mencapai 3,66 juta ton.
Penjualan TLCC pada 2019 mencapai 2,21 juta ton atau turun 13,96% secara tahunan. Penjualan domestik 1,35 juta ton sementara penjualan ke pasar ekspor sebesar 859.575 ton.
Sementara itu, SMCB menjual 10,85 juta ton semen sepanjang 2019 atau turun 2,46% secara tahunan. Realisasi ini terdiri atas 10,42 juta ton penjualan domestik dan 432,101 penjualan ekspor.
SMGR juga mempertahankan posisi sebagai jawara pangsa pasar (market share) semen domestik. Melansir data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pangsa pasar SMGR dan SMCB sepanjang 2019 mencapai 53,4%.
Di posisi kedua ada emiten semen lainnya yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan angka penguasaan pasar mencapai 25,6%. Sementara itu, emiten pelat merah lainnya, yakni PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) berada di posisi keenam dengan market share 3,0%.
Sementara itu, penjualan semen secara nasional sepanjang 2019 mencapai 76,14 juta ton atau naik tipis 1,21% secara tahunan. Angka ini tidak memasukkan angka penjualan satu pemain dalam perhitungan.
Penjualan masih didominasi oleh penjualan semen dalam negeri sebesar 69,8 juta ton, hanya naik 0,3%. Sementara penjualan ekspor mencapai 6,36 juta ton atau naik 11,83% secara tahunan.
Hingga saat ini, SMGR belum merilis laporan keuangan konsolidasian untuk tahun 2019. Namun, melansir laporan emiten per kuartal III-2019, SMGR membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 1,29 triliun atau 38,28% secara tahunan.
Sementara itu, SMGR mencatat kenaikan pendapatan hingga 31,1% dari Rp 21,45 triliun menjadi Rp 28,12 triliun pada sembilan bulan pertama 2019.
Tahun ini, SMGR mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 2 triliun. Direktur Keuangan Semen Indonesia Doddy Sulasmono Diniawan mengatakan capex ini bakal digunakan untuk pengembangan produk hilir dan maintenance (perawatan).
Sumber KOntan, edit koranbumn