Angkasa Pura Airports mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 18% pada semester I 2018 dibanding periode yang sama tahun lalu. Pada semester I 2018 ini, Angkasa Pura Airports meraih laba sebesar Rp 1,04 triliun, naik dibanding laba pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 885 miliar.
Kenaikan laba bersih perusahaan pengelola bandar di kawasan tengah hingga timur Indonesia ini tidak terlepas dari pendapatan operasi yang tumbuh 15% pada semester I 2018. Angkasa Pura Airports berhasil meraup pendapatan operasi sebesar Rp 3,8 triliun pada semester I tahun ini, sedangkan pada periode yang sama 2017 lalu hanya meraih Rp 3,3 triliun.
Bisnis aeronautika; yang meliputi Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), layanan aviobridge, check-in counter, dan layanan baggage handling system; berkontribusi sebesar sekitar 59,1% dari total pendapatan atau Rp 2,3 triliun. Angka ini naik 18,3% dari pencapaian semester I 2017 lalu yang hanya Rp 2 triliun. Sementara pendapatan bisnis non-aeronautika tercatat sebesar Rp 1,5 triliun, atau naik 10% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,35 triliun.
“Pertumbuhan laba yang cukup signifikan ini antara lain disebabkan oleh pertumbuhan trafik dibanding tahun sebelumnya. Menurut data kami, pergerakan pesawat tumbuh 9,4% dan pergerakan penumpang naik 11%. Peningkatan trafik disebabkan adanya penambahan rute baru di beberapa bandara, baik domestik maupun internasional,” jelas Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi.
Trafik Penumpang Capai 46 Juta Orang
Pada semester I 2018, trafik penumpang di 13 bandara Angkasa Pura Airports mencapai 46.560.775 orang, tumbuh 11% dibanding trafik penumpang pada periode yang sama tahun 2017 yaitu 41.892.980 orang. Sementara itu, trafik pesawat semester I 2018 mencapai 413.158 pergerakan, tumbuh 9,4% dibanding trafik pada periode yang sama tahun 2017 yang sebanyak 377.630 pergerakan pesawat. Sedangkan trafik kargo pada semester ini turun 1,6% dengan total 205.878 ton dibanding semester I tahun 2017 yang mencapai 209.385 ton.
Pertumbuhan trafik penumpang tertinggi pada semester I 2018 terjadi di Bandara Frans Kaisiepo Biak dengan tingkat pertumbuhan mencapai 22,7% atau naik menjadi 240.750 orang dari 196.101 orang pada semester I 2017. Sementara realisasi jumlah penumpang tertinggi terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dengan total penumpang mencapai 11.140.768 orang, tumbuh 9,7% dibanding periode yang sama pada 2017 yang hanya mencapai 10.155.393 orang. Trafik penumpang tertinggi kedua terjadi di Bandara Internasional Juanda Surabaya dengan total penumpang mencapai 10.237.589 orang, naik 9,51% dibanding periode yang sama tahun 2017 yang sebesar 9.348.598 orang.
Targetkan Pendapatan Rp 8,7 Triliun pada 2018
Tahun 2018 ini, Angkasa Pura Airports menargetkan pendapatan sebesar Rp 8,7 triliun atau meningkat 16% dari realisasi pendapatan 2017 sebesar Rp 7,5 triliun, dengan target laba sebesar Rp 1,5 triliun. “Target pendapatan ini salah satunya didukung oleh mulai beroperasinya terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang pada Juni 2018, peningkatan kapasitas dan utilisasi alat produksi sisi udara bandara-bandara, dan peningkatan pendapatan lima anak perusahaan Angkasa Pura I yaitu Angkasa Pura Suport, Angkasa Pura Logistik, Angkasa Pura Properti, Angkasa Pura Hotel, serta Angkasa Pura Retail,” imbuh Faik Fahmi.
Angkasa Pura Airports juga secara pro-aktif menawarkan pembukaan rute baru dari dan menuju bandara-bandara Angkasa Pura Airports bagi maskapai global dengan memberikan insentif potongan harga atau menggratiskan biaya pendaratan. Pengoptimalan kinerja anak perusahaan juga dilakukan untuk mencapai target yang telah ditentukan.
“Di tahun 2018 ini kami juga memfokuskan diri dalam peningkatan kualitas layanan di 13 bandara seperti inovasi pelayanan di terminal, penerapan smart airport, digitalisasi proses bisnis perusahaan, dan percepatan pembangunan dua bandara yang termasuk dalam proyek strategis nasional, yaitu Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin dan Bandara Bandara Internasional Baru Yogyakarta.
Selain itu, saat ini Angkasa Pura Airports juga terus mengejar target penyelesaian proyek pengembangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dalam menyambut Annual Meeting IMF dan World Bank yang akan diselenggarakan Oktober 2018 nanti.
Secara umum, pengembangan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali ini meliputi pengembangan sisi udara (air side) dan sisi darat (land side). Pengembangan sisi udara yaitu perluasan apron dan rapid exit taxiway. Sedangkan pengembangan di sisi darat yaitu perluasan area konter check-in internasional dan pembangunan gedung parkir kendaraan bertingkat.
“Tidak hanya untuk menyambut Annual Meeting IMF-World Bank 2018, ke depannya pengembangan ini juga untuk mendukung potensi pertumbuhan wisatawan yang datang dan pergi dari Bali,” kata Faik Fahmi.
Di samping pengembangan beberapa bandara, perusahaan juga berharap dapat segera mengelola enam bandara yang selama ini dikelola oleh Kementerian Perhubungan (Unit Pelaksana Bandar Udara) yaitu Bandara Komodo Labuan Bajo, Bandara Sentani Jayapura, Bandara Juwata Tarakan, Bandara Syukuran Aminudin Amir Luwuk, Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, dan Bandara Samarinda Baru,” tegas Faik Fahmi.
Kenaikan laba bersih perusahaan pengelola bandar di kawasan tengah hingga timur Indonesia ini tidak terlepas dari pendapatan operasi yang tumbuh 15% pada semester I 2018. Angkasa Pura Airports berhasil meraup pendapatan operasi sebesar Rp 3,8 triliun pada semester I tahun ini, sedangkan pada periode yang sama 2017 lalu hanya meraih Rp 3,3 triliun.
Bisnis aeronautika; yang meliputi Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), layanan aviobridge, check-in counter, dan layanan baggage handling system; berkontribusi sebesar sekitar 59,1% dari total pendapatan atau Rp 2,3 triliun. Angka ini naik 18,3% dari pencapaian semester I 2017 lalu yang hanya Rp 2 triliun. Sementara pendapatan bisnis non-aeronautika tercatat sebesar Rp 1,5 triliun, atau naik 10% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,35 triliun.
“Pertumbuhan laba yang cukup signifikan ini antara lain disebabkan oleh pertumbuhan trafik dibanding tahun sebelumnya. Menurut data kami, pergerakan pesawat tumbuh 9,4% dan pergerakan penumpang naik 11%. Peningkatan trafik disebabkan adanya penambahan rute baru di beberapa bandara, baik domestik maupun internasional,” jelas Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi.
Trafik Penumpang Capai 46 Juta Orang
Pada semester I 2018, trafik penumpang di 13 bandara Angkasa Pura Airports mencapai 46.560.775 orang, tumbuh 11% dibanding trafik penumpang pada periode yang sama tahun 2017 yaitu 41.892.980 orang. Sementara itu, trafik pesawat semester I 2018 mencapai 413.158 pergerakan, tumbuh 9,4% dibanding trafik pada periode yang sama tahun 2017 yang sebanyak 377.630 pergerakan pesawat. Sedangkan trafik kargo pada semester ini turun 1,6% dengan total 205.878 ton dibanding semester I tahun 2017 yang mencapai 209.385 ton.
Pertumbuhan trafik penumpang tertinggi pada semester I 2018 terjadi di Bandara Frans Kaisiepo Biak dengan tingkat pertumbuhan mencapai 22,7% atau naik menjadi 240.750 orang dari 196.101 orang pada semester I 2017. Sementara realisasi jumlah penumpang tertinggi terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dengan total penumpang mencapai 11.140.768 orang, tumbuh 9,7% dibanding periode yang sama pada 2017 yang hanya mencapai 10.155.393 orang. Trafik penumpang tertinggi kedua terjadi di Bandara Internasional Juanda Surabaya dengan total penumpang mencapai 10.237.589 orang, naik 9,51% dibanding periode yang sama tahun 2017 yang sebesar 9.348.598 orang.
Targetkan Pendapatan Rp 8,7 Triliun pada 2018
Tahun 2018 ini, Angkasa Pura Airports menargetkan pendapatan sebesar Rp 8,7 triliun atau meningkat 16% dari realisasi pendapatan 2017 sebesar Rp 7,5 triliun, dengan target laba sebesar Rp 1,5 triliun. “Target pendapatan ini salah satunya didukung oleh mulai beroperasinya terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang pada Juni 2018, peningkatan kapasitas dan utilisasi alat produksi sisi udara bandara-bandara, dan peningkatan pendapatan lima anak perusahaan Angkasa Pura I yaitu Angkasa Pura Suport, Angkasa Pura Logistik, Angkasa Pura Properti, Angkasa Pura Hotel, serta Angkasa Pura Retail,” imbuh Faik Fahmi.
Angkasa Pura Airports juga secara pro-aktif menawarkan pembukaan rute baru dari dan menuju bandara-bandara Angkasa Pura Airports bagi maskapai global dengan memberikan insentif potongan harga atau menggratiskan biaya pendaratan. Pengoptimalan kinerja anak perusahaan juga dilakukan untuk mencapai target yang telah ditentukan.
“Di tahun 2018 ini kami juga memfokuskan diri dalam peningkatan kualitas layanan di 13 bandara seperti inovasi pelayanan di terminal, penerapan smart airport, digitalisasi proses bisnis perusahaan, dan percepatan pembangunan dua bandara yang termasuk dalam proyek strategis nasional, yaitu Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin dan Bandara Bandara Internasional Baru Yogyakarta.
Selain itu, saat ini Angkasa Pura Airports juga terus mengejar target penyelesaian proyek pengembangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dalam menyambut Annual Meeting IMF dan World Bank yang akan diselenggarakan Oktober 2018 nanti.
Secara umum, pengembangan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali ini meliputi pengembangan sisi udara (air side) dan sisi darat (land side). Pengembangan sisi udara yaitu perluasan apron dan rapid exit taxiway. Sedangkan pengembangan di sisi darat yaitu perluasan area konter check-in internasional dan pembangunan gedung parkir kendaraan bertingkat.
“Tidak hanya untuk menyambut Annual Meeting IMF-World Bank 2018, ke depannya pengembangan ini juga untuk mendukung potensi pertumbuhan wisatawan yang datang dan pergi dari Bali,” kata Faik Fahmi.
Di samping pengembangan beberapa bandara, perusahaan juga berharap dapat segera mengelola enam bandara yang selama ini dikelola oleh Kementerian Perhubungan (Unit Pelaksana Bandar Udara) yaitu Bandara Komodo Labuan Bajo, Bandara Sentani Jayapura, Bandara Juwata Tarakan, Bandara Syukuran Aminudin Amir Luwuk, Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, dan Bandara Samarinda Baru,” tegas Faik Fahmi.
Sumber Situs Web AP1