Di tengah kondisi industri telekomunikasi yang semakin kompetitif, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) membukukan pendapatan sebesar Rp64,37 triliun pada semester I 2018. Dari nilai ini tercatat EBITDA sebesar Rp28,34 triliun serta Laba Bersih sebesar Rp8,7 triliun. Telkom mencatatkan pendapatan dari Data, Internet & IT Services sebesar Rp32,74 triliun, yang memberikan kontribusi terhadap total pendapatan Perseroan sebesar 50.9 persen.
“Data, Internet & IT Service memberikan kontribusi terbesar bagi total pendapatan Perseroan, yakni mencapai 50,9 persen, dan tumbuh cukup tinggi sebesar 20,7 persen. Peningkatan pendapatan dari Data, Internet & IT Service tersebut sejalan dengan lonjakan traffic mobile data dan peningkatan pengguna layanan fixed broadband,” ujar Direktur Keuangan Telkom, Harry M Zen di Jakarta, Selasa, 31 Juli 2018.
Telkomsel selaku entitas anak usaha di segmen Mobile membukukan pendapatan Rp42,74 triliun, EBITDA Rp22,24 triliun dan Laba Bersih Rp11,72 triliun. Bisnis digital Telkomsel memberikan konstribusi yang signifikan, yaitu sebesar Rp21,23 triliun, tumbuh sebesar 17,5 persen dibandingkan pendapatan tahun lalu. Porsi bisnis digital terhadap total pendapatan Telkomsel mencapai 49,7 persen, meningkat signifikan dari 39,3 persen tahun lalu. Adapun pendapatan dari Voice dan SMS masih kuat dan mengkontribusikan 50,3 persen dari pendapatan Telkomsel.
Meningkatnya pertumbuhan bisnis digital tersebut didukung oleh perluasan dan penguatan jaringan melalui penambahan sebanyak 14.978 BTS baru yang seluruhnya adalah BTS 4G. Total BTS Telkomsel pada akhir semester I 2018 adalah 175.683 BTS atau tumbuh 19,9 persen di mana sebanyak 125.368 BTS atau sebesar 71,4 persen diantaranya merupakan BTS yang mampu memberikan layanan 3G/4G.
Berkat gencarnya penambahan BTS yang menunjang kualitas dan kapasitas layanan, data trafficTelkomsel meningkat pesat 134,8 persen menjadi 1.943 petabyte. Lonjakan data traffic tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan pengguna perangkat berkemampuan 3G/4G yang tumbuh 24,6 persen menjadi 112,1 juta pelanggan, atau 63,0 persen dari keseluruhan pelanggan Telkomsel.
Telkomsel juga telah sukses melakukan registrasi kartu SIM prabayar, dimana lebih dari 80 persen pelanggan melakukan registrasi. Pada akhir Juni 2018, Telkomsel tercatat memiliki pelanggan sebanyak 177,9 juta. Dengan pelanggan yang telah teregistrasi, Telkomsel akan dapat melakukan pendekatan marketing yang beragam, termasuk penawaran berbasis keluarga atau paket personal.
Sementara itu, segmen Consumer tumbuh 20,8 persen yang didorong oleh bisnis IndiHome. Layanan fixed broadband IndiHome mencatat pertumbuhan pelanggan yang sangat tinggi yakni sebesar 105,3 persen, dengan pertumbuhan pendapatan mencapai 46,8 persen. Jika pada Juni tahun lalu pelanggan IndiHome baru mencapai 2 juta pelanggan, maka pada bulan Juni tahun ini meningkat dua kali lipat menjadi 4,14 juta pelanggan.
Telkom akan terus mempercepat pertumbuhan pelanggan IndiHome dengan menawarkan diversifikasi produk yang tepat, meningkatkan produktivitas teknisi serta memperkuat jaringan dan sistem IT. Selain itu, Telkom juga secara terus-menerus memperkaya konten yang dilengkapi dengan fitur-fitur menarik serta meningkatkan layanan purna jual untuk memberikan excellent customer experience kepada pelanggan.
Sementara itu, segmen Enterprise mencatatkan pendapatan sebesar Rp12,3 triliun, atau tumbuh sebesar 19,5 persen dibanding tahun lalu. Di segmen ini, perusahaan tetap fokus pada penyediaan layanan solusi information and communication technology (ICT) terintegrasi dan berkualitas tinggi untuk para pelanggan korporat, lembaga dan instansi Pemerintah serta UKM.
Untuk segmen Wholesale and International Business, Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp4,3 triliun atau tumbuh 21,7 persen dibanding tahun lalu. Hal ini didukung dengan telah beroperasinya sistem kabel laut SEA-ME-WE5 yang menghubungkan Dumai dengan Marseille dan SEA-US yang menghubungkan Manado dengan Los Angeles. Saat ini, Perseroan juga sedang dalam tahap penyelesaian Indonesia Global Gateway (IGG) yang menghubungkan SEA-ME-WE5 dengan SEA-US.
Telkom juga baru saja menyelesaikan pembuatan Satelit Merah Putih yang memiliki kapasitas 60 C-band dan extended C-band transponder. Wilayah yang dicakup oleh Satelit Merah Putih adalah Indonesia, Asia Tenggara dan Asia Selatan. Satelit Merah Putih direncanakan akan diluncurkan pada tanggal 7 Agustus 2018 dari Cape Canaveral Air Force Station, Florida. Satelit ini akan memperkuat posisi TelkomGroup dalam bisnis satelit baik lokal maupun regional.
Hingga akhir semester I 2018, TelkomGroup telah membelanjakan capital expenditure (capex) sebesar Rp14.1 triliun. Capex terutama dimanfaatkan untuk mendukung bisnis broadband, baik fixed maupun mobile, seperti pembangunan infrastruktur backbone dan akses fiber optic, pembangunan Base Transceiver Station (BTS) Telkomsel, pembuatan satelit dan menara telekomunikasi.
“Telkom senantiasa memperkuat dan memperluas jaringan infrastruktur untuk meningkatkan kualitas layanan TelkomGroup dan mendorong berbagai inovasi digital untuk memastikan Perseroan dapat tumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang,” tutur Direktur Keuangan Telkom Harry M. Zen. (*)
Sumber Tempo.co