Emiten farmasi plat merah PT Indofarma Tbk (INAF) mencatatkan kenaikan penjualan sepanjang Januari hingga September 2020. Kendati penjualan tumbuh, tapi INAF masih menderita kerugian.
Mengutip laporan keuangannya, INAF membukukan pertumbuhan penjualan 28,04% year on year (yoy). Hingga kuartal III 2020 INAF mengantongi penjualan bersih Rp 749,26 miliar, meningkat dari Rp 583,54 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penjualan lokal masih menjadi kontributor terbesar hingga Rp 735,88 miliar. RealiSasi ini juga meningkat dari periode sama tahun sebelumnya Rp 573,74 miliar atau naik 28,26% yoy. Sementara itu, penjualan ekspor berkontribusi hingga Rp 13,38 miliar atau meningkat 36,62% yoy.
Dilihat dari segmen penjualannya, kontribusi dari penjualan obat sebenarnya menurun 4,02% yoy menjadi Rp 462,50 miliar. Selain itu, hingga kuartal III ini INAF tidak mencatatkan pendapatan pada segmen Engineering Pharmaceutical. Padahal di periode yang sama tahun 2019 kontribusinya mencapai Rp 449,32 juta.
Akan tetapi, penurunan kontribusi dari dua segmen itu dapat ditutup oleh penjualan segmen alat kesehatan dan produk lainnya yang meningkat drastis hingga 183,30% yoy. Hingga kuartal III 2020 penjualan segmen ini mencapai Rp 286,75 miliar, naik signifikan dari sebelumnya Rp 101,22 miliar.
Walau dari sisi top line membukukan pertumbuhan, INAF masih menanggung kerugian sepanjang Januari hingga September 2020 ini. Tercatat, rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 18,88 miliar. Akan tetapi, kerugian ini lebih mini dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang merugi Rp 34,84 miliar.
Sekadar informasi, INAF memiliki aset Rp 1,49 triliun per September 2020. Aset ini bertumbuh 7,76% dibanding akhir tahun lalu yang mencapai Rp 1,38 triliun. Sementara itu, liabilitas INAF meningkat 14,37% menjadi Rp 1,01 triliun dan Ekuitasnya tertekan 3,74% menjadi Rp 486,05 miliar.
Sumber Kontan, edit koranbumn