– Serikat Pekerja PT Pegadaian (Persero) menolak rencana pencaplokan dengan skema holding atau akuisisi yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk .
Meski demikian, Serikat Pekerja Pegadaian mendukung penuh terkait adanya rencana keinginan Pemerintah untuk melakukan sinergi sektor ultra mikro oleh Kementerian BUMN.
Ketua Umum Serikat Pekerja Pegadaian Ketut Suhardiono mengatakan elemen karyawan merasa resah dengan wacana akuisisi atau holding Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) oleh BRI.
“Serikat Pekerja Pegadaian mendukung sinergi ultra Mikro yang diwacanakan BUMN. Namun, kami menolak akuisisi karena Pegadaian adalah perusahaan yang sehat,” katanya seperti dikutip dalam siaran pers, Rabu (2/12/2020).
Dia menuturkan belum ada pernyataan sikap resmi dari Pegadaian. Namun, serikat pekerja sudah melakukan Musyawarah Nasional (Munas) di Solo beberapa waktu lalu. Salah satu hasil Munas, yaitu menolak wacana holding atau akuisisi.
Ketut menyampaikan ada pertimbangan atas penolakan tersebut, yakni soal eksistensi Pegadaian sejak 1901. Sejak berdiri hingga saat ini, katanya, Pegadaian telah banyak memberikan kontribusiuntuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Selain itu, juga layanan dan produk yang dimiliki Pegadaian itu sangat spesifik dengan kultur nasabah yang berbeda. Basis produk Pegadaian adalah layanan gadai syariah dan konvensional.
“Pegadaian melayani seluruh lapisan masyarakat kelas atas sampai dengan wong cilik atau pelosok desa. Penolakan ini bukan tanpa pertimbangan,” jelasnya.
Seperti diketahui, Serikat Pekerja Pegadaian terdapat di 12 Kantor Wilayah dan 1 DPD Kantor Pusat yang memiliki lebih dari 4.000 outlet. Adapun, total karyawan Pegadaian se-Indonesia sekitar 15 ribu orang.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali menyinggung sinergi perbankan dan perusahaan pembiayaan untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan Menteri BUMN kemarin, Senin (30/11/2020), Erick menjelaskan bahwa PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) kini difokuskan untuk korporasi kecil khususnya ultra mikro dan UMKM.
Pada saat yang sama, keberpihakan bisnis ultra mikro dari perusahaan pembiayaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian juga perlu terus dikembangkan.
“Sangat tidak fair kalau kita misalnya membantu korporasi besar bunga 9 persen, tetapi PNM harus lebih mahal. Bukan salah PNM, tapi akses dananya mahal. Oleh karena itu kita mau sinergikan dengan platform yang ada di BRI,” kata Erick, Senin (30/11/2020)
Sumber Bisnis, edit koranbumn