Penetrasi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ( WIKA) di Nigeria sepertinya akan semakin masif. Perusahaan pelat merah ini mendapatkan beberapa tawaran proyek, setelah berhasil mendapatkan proyek pembangunan Istana Kepresidenan Niger.
Proyek Istana Presiden untuk Niger menjadi titik masuk bagi WIKA untuk masuk ke pasar Afrika Barat. WIKA saat ini telah menjadi penyedia layanan dan bangunan selama lebih dari 10 tahun di beberapa negara di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Direktur Operasi III WIKA Destiawan Soewardjono mengatakan, dalam diskusi terbatas, Presiden Niger juga memberikan sinyal positif dan mengundang WIKA untuk kembali berpartisipasi dalam bidang energi dengan rencana pembangunan pembangkit listrik, perumahan rakyat dan rel kereta api sebagai bagian dari program Rencana jangka panjang Trans Afrika.
“Selain Niger, saat ini di WIKA juga melirik negara lain di Afrika Barat, seperti Nigeria, Angola, Mauritania dan Ethiopia,” ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (27/8/2018).
Dari divisi bisnis WIKA di luar negeri, tahun ini perusahaan sudah mengantongi kontrak sebesar Rp 1,1 triliun. Pada divisi ini, perusahaan menargetkan kontrak sebesar Rp 6,4 triliun di 2018.
Sementara untuk proyek Istana Presiden Niger itu nilainya mencapai Rp 370 miliar. Kontrak itu telah ditandatangani oleh Destiawan dan Chief of Cabinet Republic of Niger Ouhomoudou Mahamadou.
“Kami yakin bahwa target perolehan proyek baru dari beberapa negara seperti Philipina, Aljazair dan Timor Leste akan kami dapatkan dalam 2-3 bulan ke depan ini,” terangnya.
Sekadar informasi, hingga minggu ketiga bulan ini mengantongi kontrak baru perusahaan sebesar Rp 23,45 triliun. Angka itu setara 40,36% dari target kontrak baru yang dicanangkan perusahaan tahun ini sebesar Ro 58,11 triliun.
Kontrak baru WIKA tersebut berasal dari sektor infrastruktur dan gedung sebesar Rp 17,44 triliun, dan sektor industri sebesar Rp 4,63 triliun. Sektor energi dan industrial plant berkontribusi sebesar Rp 725,59 miliar dan Rp 657,23 miliar disumbangkan oleh sektor properti.
Sumber Detik.com