PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota dari holding BUMN pertambangan MIND ID, menyiapkan langkah dan strategi untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan.
Transformasi ini dilakukan untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dan meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Destinasi pertama PTBA adalah menjadi perusahaan berbasis bisnis energi pada tahun 2026 dengan target pendapatan dari sektor energi sebesar 50% dan bisnis batu bara 50%.
Strategi PTBA
PTBA memiliki tiga strategi khusus untuk mencapai target transformasi bisnis di tahun 2026, yaitu:
1 Peningkatan portofolio pembangkit listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan
2 Proyek hilirisasi batu bara dan chemical industry development dengan menyiapkan kawasan ekonomi khusus di Tanjung Enim, Sumatera Selatan sebagai area untuk pengembangan bisnis
3 Carbon Management Program yaitu integrasi target pengurangan karbon dalam operasional pertambangan PTBA
Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan PTBA
Sebagai wujud komitmen transisi energi, PTBA mulai merambah portofolio ke sektor energi baru dan terbarukan dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lahan bekas tambang dan masyarakat
Adapun proyek-proyek PLTS PTBA adalah sebagai berikut:
1. PLTS Bandara Soekarno Hatta bersama AP2
PLTS Bandara Soekarno Hatta beroperasi pada bulan Oktober 2020. PLTS ini terdiri dari 720 solar panel dengan kapasitas 241 kilowatt peak (kWp)
2. PLTS Irigasi Pesawaran- Lampung (CSR)
Beroperasi di tahun 2020 dengan kapasitas 35 kWp dan 140 keping panel surya. PLTS ini bisa membuat pompa irigasi mengaliri air hingga 167 hektar lahan
3. PLTS Irigasi Talawi, Sawahlunto (CSR)
Beroperasi sejak tahun 2019 dengan kapasitas 16,5 kWp. PLTS untuk melistriki pompa irigasi yang mengaliri 62 hektar lahan sawah
4. PLTS Irigasi Tanjung Raja – Muara Enim (CSR)
Beroperasi sejak tahun 2020 dengan kapasitas PLTS 16,5 kWp dan menggunakan 140 keping panel surya.
5. PLTS Yayasan Az-Zawiyah Ogan Ilir – Sumsel (CSR)
Beroperasi pada tahun 2020 dengan kapasitas 6 kWp. Listrik sepenuhnya dimanfaatkan untuk kebutuhan kegiatan pendidikan dengan penerima manfaat sebanyak 1.921 orang
Rencana Proyek PLTS Pasca Tambang PTBA
1. PLTS Ombilin – Sumatera Barat dengan kapasitas bertahap sampai dengan 200 MW
2. PLTS Tanjung Enim- Sumatera Selatan dengan kapasitas bertahap sampai dengan 200 MW
3. PLTS Bantuas – Kalimantan Timur dengan kapasitas bertahap sampai dengan 200 MW
Rencana Proyek CSR PLTS PTBA 2022
PTBA menargetkan pemasangan 10 PLTS dalam bentuk CSR dengan dengan peruntukkan mengatasi masalah permasalahan pertanian dan irigasi.
Proyek Hilirisasi Coal-to-Chemicals Industry Development
PTBA melaksanakan hilirisasi batu bara yang memberikan nilai tambah dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Gasifikasi Batu Bara
Proyek Coal to DME PTBA berjalan sesuai dengan rencana dan akan segera terealisasi sebagai bentuk komitmen PTBA atas terbitnya Perpres 109 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 oleh Presiden Joko Widodo. Terdapat 2 (dua) proyek PTBA yang masuk menjadi PSN (Proyek Strategis Nasional), yang pertama Hilirisasi Gasifikasi Batu Bara di Tanjung Enim dan yang kedua, Kawasan Industri – Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) – Tanjung Enim.
PTBA, Pertamina, dan Air Products & Chemicals Inc (APCI) menandatangani amandemen perjanjian kerja sama pengembangan Dimethyl Ehter (DME) yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat, dan disaksikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Pengolahan DME yang menjadi bagian dari kerjasama pengembangan DME tersebut.
Proyek Strategis Nasional ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar USD 2,1 miliar atau setara Rp 30 Triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG lebih dari 1 juta ton per tahun sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan dan banyak benefit lainnya bagi Indonesia.
Kerja sama ini menjadi portofolio baru bagi perusahaan yang tidak lagi sekadar menjual batu bara, tetapi juga mulai masuk ke produk-produk hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah.
PLTU Mulut Tambang Sumsel-8
PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2×620 MW merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai US$ 1,68 miliar. PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).
PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd.
Progres pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara pertahun ini telah mencapai penyelesaian proyek sebesar 93,85% pada November 2021. Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada kuartal I- 2022.
PLTU Sumsel 8 menggunakan teknologi ramah lingkungan yakni super critical. Dalam rangka menekan emisi gas buangnya, PLTU Sumsel 8 juga menerapkan teknologi flue gas desulfurization (FGD) yang digunakan untuk meminimalkan sulfur dioksida dari emisi gas buang PLTU.
Manajemen Karbon PTBA
PTBA saat ini memiliki serangkaian program untuk menekan emisi karbon, antara lain yaitu:
– Mengubah alat pertambangan berbahan bakar minyak menjadi berbahan bakar listrik lewat program Eco Mechanized Mining (e-MM)
– Mengganti kendaraan operasional menjadi kendaraan listrik
– Melakukan reforestasi pada lahan bekas tambang, dengan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan studi terkait tanaman yang mampu mereduksi emisi karbon di udara; dan
– Mengganti bahan perusak ozon (BPO) seperti penggunaan refrigerant AC yang ramah lingkungan dan penggantian BPO-Halon 1211 pada Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Wujud komitmen terhadap isu Perubahan Iklim juga telah ditunjukkan dengan kerjasama strategis antara PTBA dengan lembaga international CDP (Carbon Disclosure Project) dalam bentuk pendampingan penyusunan Laporan CDP-Climate Change PTBA.
PTBA juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Industri Kereta Api (Persero)/INKA untuk mengembangkan kendaraan tambang berbasis listrik, pada Selasa (07 Desember 2021).
Penandatanganan nota kesepahaman /MoU ini akan dilanjutkan dengan pembentukan tim dan penyusunan kajian bersama yang komprehensif sehubungan dengan pengembangan kendaraan tambang berbasis listrik ramah lingkungan.
Kinerja PTBA Mendukung Strategi Tranformasi Bisnis
PTBA tercatat berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 7,0 triliun sampai dengan November 2021. Pencapaian laba bersih tersebut didukung dengan pendapatan usaha sebesar Rp 26,2 triliun.
Seiring dengan pencapaian laba bersih tersebut, perusahaan juga mencatat kenaikan total aset dari sebesar Rp 24,1 triliun per 31 Desember 2020 menjadi sebesar Rp 35,2 triliun per 30 November 2021 atau naik 46%.
PTBA terus memantau fluktuasi harga komoditas batu bara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga secara optimal, sekaligus tetap waspada untuk menjaga kinerja perusahaan.
Di sisi lain PTBA tetap melakukan upaya efisiensi secara berkelanjutan di setiap lini kegiatan, sebagai langkah antisipasi menghadapi volatilitas harga batu bara. Sehingga, apabila terjadi penurunan harga tidak berdampak signifikan pada kinerja perseroan dan tetap dapat membukukan kinerja positif.
Produksi dan Penjualan 2021
Total produksi batu bara PTBA sampai dengan 30 November 2021 mencapai 28,0 juta ton dengan penjualan sebanyak 25,8 juta ton. Perseroan menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 24,8 juta ton pada tahun 2020 menjadi 30 juta ton pada tahun 2021.
PTBA juga menargetkan kenaikan porsi ekspor batu bara sebagai upaya pemanfaatan momentum kenaikan harga batu bara internasional. Perusahaan menargetkan porsi ekspor batu bara hingga akhir tahun 2021 bisa mencapai hingga 47%.
PTBA memastikan kegiatan operasional pertambangan dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat, sehingga aktivitas produksi dan penjualan dapat berjalan optimal dan aman.
Penyaluran CSR PTBA
Hingga 30 November 2021, PTBA mencatat telah menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) sejumlah Rp 128,88 miliar. Sebagian dari dana CSR tersebut disalurkan oleh perusahaan untuk menanggulangi wabah Covid-19 yang masih melanda adalah sebanyak Rp 11,87 miliar.
Pada bulan November 2021, PTBA juga meluncurkan program untuk mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Muara Enim. Program ini menyasar warga dari segala usia dengan menitikberatkan pemenuhan kebutuhan dasar mulai dari kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pangan, air bersih, dan perumahan.
Program ini seiring dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan kemiskinan ekstrim menjadi 0 persen atau zero extreme poverty pada akhir 2024.
Program pengentasan kemiskinan ini juga sejalan dengan upaya perwujudan Noble Purpose perusahaan.
Adapun program pengentasan kemiskinan yang disiapkan oleh PTBA adalah sebagai berikut;
1. Program untuk usia tidak produktif 0-6 tahun atau Balita dan PAUD/TK adalah Pencegahan Stunting dan Gizi Buruk, Peningkatan Kelas Posyandu dan Kompetensi Kader serta Peningkatan Kualitas PAUD dan Kompetensi Tenaga Pengajar.
2. Program untuk usia tidak produktif 7-13 tahun atau usia SD dan SMP adalah Beasiswa Ayo Sekolah, Pendidikan Gratis untuk anak-anak keluarga prasejahtera pada sekolah-sekolah di bawah naungan YAKASABA, Gernas TASTAKA dan TASTABA serta Khitanan Gratis.
3. Program untuk usia tidak produktif lebih dari 64 tahun atau lansia adalah Kerjasama Jaminan Kesehatan, Bantuan Sembako, Pemberian Nutrisi Tambahan untuk Lansia, Bantuan Daging Qurban, Pengobatan Gratis, Operasi Katarak, Bedah Rumah dan Penyediaan Fasilitas Air bersih.
4. Program untuk usia produktif 15-18 tahun atau usia SMP dan SMA adalah Beasiswa Ayo Sekolah, Pendidikan Gratis di sekolah-sekolah di bawah naungan YAKASABA dan Kursus Bahasa Inggris di Lembaga Bukit Asam Language Center (BALC).
5. Program untuk usia produktif 19-22 tahun atau usia perguruan tinggi adalah Beasiswa Bidiksiba dan Pendidikan Gratis di AKIPBA.
6. Program untuk usia produktif 19-64 tahun adalah Sentra Industri Bukit Asam (SIBA), Bank Sampah, Industri Minyak Kayu Putih, Pemanfaatan FABA, Peternakan Unggas/Kambing/Sapi, Budidaya Tanaman Kelor, Pembangunan PLTS, Pendanaan UMK, “Rumah Berseri” Bara Lestari dan Sinergitas dengan BUMDES.
Program pengentasan kemiskinan akan dimulai dari Kecamatan Lawang Kidul yang berdasarkan data hasil pemetaan PTBA terdapat masyarakat prasejahtera sejumlah 4.479 KK dari total 19.821 KK atau sebesar 22,60% dan sejumlah 16.412 orang dari total 70.090 orang atau 23,42%.
Berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim serta pemangku kepentingan lainnya, program ini akan berjalan berkesinambungan sehingga diharapkan dalam 3 hingga 4 tahun ke depan angka masyarakat prasejahtera di Kabupaten Muara Enim bisa berkurang.
Penerapan ESG untuk Keberlanjutan Perusahaan
PTBA menegaskan komitmen penerapan ESG (Environmental, Social, Governance) dalam menjalankan bisnis perusahaan yang berkelanjutan dan mendukung ketahanan energi nasional.
PTBA memastikan penerapan regulasi internasional yang mengacu kepada Pedoman United Nation Sustainability Development Goal’s (UN SDG’s), Environmental Social Governance (ESG) dan Prinsip Penambangan International Council on Mining and Metals (ICMM) yang telah konsinten diterapkan pada seluruh proses bisnis di Perusahaan.
Penerapan ESG nyata dijalankan dalam setiap program PTBA. Mulai dari sisi Environmental dengan program – program pengurangan emisi perusahaan dan ektensifikasi bisnis ke sektor energi baru dan terbarukan.
Sisi Social dengan program-program CSR perusahaan, seperti program pengentasan kemiskinan yang diluncurkan November 2021. Serta, sisi Governance dengan penekanan integritas di setiap insan perusahaan dalam menjalankan pekerjaannya











