PT Semen Indonesia Group (SIG) menyatakan tengah mempersiapkan konsorsium bersama sejumlah BUMN demi mendukung keberlanjutan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. SIG sekaligus mulai mengembangkan produksi semen menggunakan bahan baku fly ash bottom ash (FABA) atau limbah batu bara yang dihasilkan PLTU.
Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari, menuturkan, perusahaan terus berupaya menghasilkan produk semen ramah lingkungan dengan menggunakan bahan baku alternatif seperti FABA. Terlebih, proyek IKN yang digagas pemerintah mengedepankan keberlanjutan dan ramah lingkungan.
“Dengan membangun program-program ramah lingkungan kita juga ingin berpartisipasi dengan IKN,” kata Reni dalam diskusi bersama media di kawasan Pabrik Semen Narogong, Rabu (16/8/2023).
Lebih lanjut, Reni menambahkan, dengan kolaborasi antar BUMN, Semen Indonesia Group mengharapkan dapat memberikan kontribusi optimal bagi pembangunan IKN. Namun, hingga saat ini Reni menuturkan, proses produksi semen untuk proyek IKN dengan bahan campuran limbah batu bara masih tahap pembicaraan. Salah satu yang menjadi titik fokus perusahaan soal jalur distribusi semen yang paling dekat dengan IKN.
Pasalnya, sejauh ini SIG belum memiliki pabrik terintegrasi di sekitaran Kalimantan tempat dibangunnya IKN. Sejauh ini, Reni mengungkapkan, pabrik yang paling memungkinkan menyuplai semen untuk IKN yakni Pabrik Tonasa di Sulawesi Selatan serta Pabrik Tuban di Jawa Timur yang dekat dengan kawasan pelabuhan menuju IKN.
“Jadi, ini masuk dalam perencanaan kami walaupun belum dimulai, masih tahap awal perencanaan,” katanya.
Kepala Divisi Nathabumi PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Budi Yuliadi Nugraha, menuturkan, pabrik-pabrik semen di bawah SBI telah menyerap 400 ribu ton FABA sepanjang 2022.
“Itu kalau di bawah SBI, tapi kalau pabrik dibawah SIG keseluruhan pastinya lebih besar mungkin sekitar 800 ribu ton,” kata dia.
Adapun pabrik semen di Tuban yang disiapkan memasok semen untuk IKN merupakan salah satu pabrik di bawah SBI. Budi menambahkan, kemampuan pabrik semen di bawah SIH masih cukup besar dalam menyerap FABA yang berasal dari PLTU. Terlebih, pemakaian FABA sekaligus meningkatkan efisiensi dari penggunaan bahan baku kapur atau tanah liat untuk memproduksi semen.
Sumber Republika, edit koranbumn