Kementerian Pertanian (Kementan) bersama PT Berdikari mengembangkan peternakan sapi wagyu di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kabupaten Gowa menjadi satu-satunya daerah di Indonesia Timur yang pertama menjadi lokasi dan memiliki komitmen tinggi guna mendorong pengembangbiakan sapi wagyu yang selama ini harus di impor dari Jepang.
Program ini diimplementasikan dengan melakukan penandatangan Nota Kesepahaman bersama PT Berdikari Live Stock, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Peternakan dan Hewan Tropika LPPM-Unhas, dan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari (BBIBS). Penandatanganan kerja sama ini berlangsung di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kabupaten Gowa, yang disaksikan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah dan Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, Sabtu, 19 November 2022.
Nasrullah mengatakan pengembangan sapi wagyu telah lama diserukan Kementan agar pemerintah daerah dapat mendorong dan mengimplementasikanya. Namun, hanya pemerintah Kabupaten Gowa yang mampu dan memiliki komitmen tersebut sehingga langkah pemerintah Kabupaten Gowa saat ini yang mengembangkan sapi wagyu patut diberikan apresiasi.
“Ini suatu terobosan yaitu pengembangan sapi berkualitas. Kemarin tidak ada yang menangkap serius namun hari ini Pemkab Gowa memberikan komitmen bahwa pengambangan sapi wagyu harus jadi di Kabupaten Gowa. Kalau wagyu membutuhkan suhu rendah maka Gowa punya hal itu,” kata Nasrullah dalam penandatangan kerjasama pengembangan sapi wagyu tersebut.
Nasrullah menegaskan Kementan terus mengawal pengembangan sapi wagyu di Kabupaten Gowa ini mulai dari bantuan sperma, pendampingan budidaya hingga pemasaranya. Kementan nantinya akan mendorong pedagang maupun asosiasi untuk membeli sapi wagyu yang dihasilkan di Kabupaten Gowa.
“Dengan semangat dan komitmen Pemkab Gowa maka opportunity yang harus kita tangkap. Jika ini sudah ada maka kita tidak lagi mengambil dari tempat lain. Impor akan kami tahan atau tidak boleh mengimpor jika sudah ada di negara kita,” jelasnya, seperti dalam siaran pers, Ahad (20/11/2022).
“Kementan melalui BBIBS memberikan bantuan sperma bantuan ke Gowa secara gratis, dan ikut melatih pengelola inseminasi buatan pengembangan sapi wagyu ini. Kalau belum pintar melakukan inseminasi maka siap dilatih di Lembang atau Singosari kemudian diperkenalkan dengan sperma-sperma yang unggul,” pinta Nasrullah.
Sementara itu, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, mengatakan, program pengembangan sapi wagyu ini merupakan program jangka panjang. Menurutnya, saat ini daging wagyu yang ada di Indonesia adalah Impor dari Jepang, namun dengan dilakukannya di Gowa maka akan menjadi tempat yang baru tanpa harus mengambil dari negara lain.
“Kita sementara menggagas sebuah program jangka panjang karena daging wagyu itukan terkenal dari Jepang dan salah satu daging premium. Kenapa tidak kita mencoba untuk mengembangbiakkan di Kabupaten Gowa dan itu kita mulai hari ini,” ungkapnya.
Ia mengaku, Gowa memiliki dua tipologi yang cocok untuk melakukan pengembangan ini yakni dataran tinggi dan dataran rendah. Sehingga jika ini berjalan dengan baik maka Indonesia tepatnya di Kabupaten Gowa akan memiliki sapi wagyu yang dipercaya sebagai daging premium.
“Meskipun ini program jangka panjang tapi kita mulai dari sekarang. Mudah-mudahan nanti pada saat peresmian tempat ini pada 16 Maret 2023 mendatang bisa terlaksana dengan baik dan kedepannya kita tidak perlu mengimport daging dari Jepang cukup seluruh Indonesia datang ke Gowa membeli sapi daging wagyu,” jelasnya.
Selain penandatangan Nota Kesepahaman Pengembangan Sapi Wagyu, Pemerintah Kabupaten Gowa juga menandatangani Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Rumah Pemotongan Hewan Tamarunang Kabupaten Gowa dan Kerjasama BUMDes terkait pemeliharaan dan penjualan ternak sapi.
Sumber Republika, edit koranbumn