Perusahaan pengembang milk negara, Perum Perumnas melansir bakal melakukan kerja sama pengembangan lahan dengan BUMN lain sebagai bagian dari strategi pengembangan bisnis.
Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo mengatakan bahwa harga lahan di Jabodetabek sudah sangat mahal ke level yang tidak masuk akal. Padahal, 62 persen permintaan hunian berasal dari Jabodetabek.
Untuk mengatasi kebutuhan lahan tersebut, perumnas fokus bekerja sama dengan perusahaan BUMN lain dalam penyediaan lahan dan mengembangkan hunian berkonsep transit oriented development (TOD). Di proyek TOD, Perumnas bekerja sama dengan PT KAI (Persero) dalam pembangunan apartemen, tersebar di Tanjung Barat, Pondok Cina, dan Rawa Buntu.
“Karena TOD ini larisnya bukan main. Rata-rata proyek kami yang rusunami pesanannya sampai 200 persen. Malah kalau yang waiting list gabungan sampai 1.000 unit,” katanya di sela-sela Ngopi Pagi BUMN di Jakarta, akhir bulan Februari 2020.
Bambang menyebutkan kerja sama yang sudah dilakukan antara lain di Surabaya bekerja sama dengan Damri. Di Jabodetabek juga ada kerja sama dengan sejumlah PD Pasar Jaya.
Perumnas juga akan bermitra dengan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) di Kelapa Gading. Lahan milk BGR di Kelapa Gading akan disulap menjadi 7 hingga 8 menara hunian dan properti komersial.
Di samping kerja sama lahan, Perumnas juga berniat melakukan revitalisasi bangunan tidak layak huni atau hunian kumuh. Pemilik lawa akan ditawarkan untuk beralih ke hunian vertikal. Selama proses pembangunan, Perumnas akan memberikan dana kepada penduduk untuk mengontrak rumah selama 2 tahun.
“Setelah direvitalisasi kita bangun ke atas, mereka bisa kembali ke unit yg sama gratis. Nah, kita dapat pendanaannya dari penjualan unit yang [dibangun] ke atas,” imbuhnya.
Untuk memudahkan pemasaran, Perumnas membidik penjualan dalam jumlah besar atau bulk sales. Bambang menggambarkan, perseroan menggandeng perbankan nasional dan sejumlah institusi dalam menerapkan strategi ini. Misalnya, Perumnas bermitra dengan Universitas Jenderal Soedirman dan Universitas Negeri Semarang.
“Untuk perbankan, BNI misalnya, perusahaan yang payroll-nya pakai bank itu bisa pilih beli hunian Perumnas lebih mudah,” tutur Bambang.
Sumber Bisnis, edit koranbumn