Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) bersama Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar praktek Alih Teknologi Pembuatan Pupuk Hayati dan Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan di area kantor Puslitbang Cepu, Rabu (18/11).
Hadir sebagai narasumber, Pakar dari Fakultas Pertanian UGM, Dr. Tri Harjaka. Kegiatan penyampaian materi bertempat di Gedung Grahawirawanayasa, diikuti oleh peserta alih teknologi antara lain Koordinator Peneliti Jati Aulia Hasanusi, Koordinator Peneliti Industri Pemasaran Loedy Setiono, Koordinator Peneliti FGS Anton Sudiharto dan para Peneliti Puslitbang Perhutani, mandor Persemaian/Staf dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, KPH Blora, KPH Randublatung, KPH Ngawi, KPH Bojonegoro, KPH Kebonharjo, KPH Jatirogo, KPH Nganjuk dan KPH Kediri.
Kepala Puslitbang Perhutani, Yahya Amin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Tri Harjaka dan segenap peserta alih teknologi di kantor Puslitbang Perhutani. Ia berharap dengan adanya alih teknologi ini para peserta mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk Perusahaan dan lingkungan sekitar.
Pakar dari Fakultas Pertanian UGM, Tri Harjaka merasa senang bahwa peserta sangat antusias dalam mengikuti praktek pembuatan pupuk hayati dengan bahan dasar bakteri dan berharap bisa mempraktekkan di wilayah tugas masing-masing. Ia menyatakan bahwa UGM siap berkontribusi teknologi aplikasi pupuk hayati dan agens hayati lainnya seperti agens pengendali hama maupun penyakit tanaman.
“Kegiatan alih teknologi terkait Pembuatan Pupuk Hayati yang diselenggarakan oleh Puslitbang Perhutani Cepu sangat tepat. Mengingat saat ini pengguna pupuk kimia secara bertahap mulai dikurangi dan diupayakan untuk perbaikan lingkungan secara berkelanjutan. Pengelolaan pembibitan dan penyiapan pembibitan bibit sehat melalui aplikasi pupuk hayati merupakan langkah awal untuk peningkatan kualitas pertumbuhan dan perlindungan tanaman. Oleh karena itu pengembangan penelitian dan pengujian masih terus dilakukan untuk tercapainya hasil yang diharapkan baik di lingkup pembibitan maupun lahan produksi,” jelasnya. (Kom-PHT/Puslitbang/Hrt)