Disampaikan sinopsis hari ini berjudul “Azab dan Sengsara” karya Merari Siregar
Azab dan Sengsara adalah sebuah novel tahun 1920 yang ditulis oleh Merari Siregar dan diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit besar di Indonesia kala itu. Novel ini mengisahkan sepasang kekasih, Amiruddin dan Mariamin, yang tidak dibolehkan menikah dan menderita. Novel ini dianggap sebagai novel modern pertama dalam bahasa Indonesia.
Azab dan Sengsara dianggap sebagai tonggak lahirnya novel modern di Indonesia. Selain karena penggunaan bahasa Melayu Tinggi, karya Merari ini tak lagi berbentuk hikayat. Walau apabila ditinjau dari segi ceritanya, masih mengangkat persoalan kehidupan sehari-hari seperti dalam hikayat. Namun, berbeda dengan hikayat yang selalu mengungkapkan dunia istana, Azab dan Sengsara justru memaparkan dunia orang biasa serta menampilkan unsur-unsur kritik sosial yang tidak pernah ditampilkan dalam hikayat.
Tokoh utama dalam novel ini, Amiruddin dan Mariamin tak berdaya menentang adat yang berlaku, meski mereka telah berpendidikan. Bahkan, Amiruddin yang sudah memiliki penghidupan sendiri, tidak menumpang pada orang tua, juga tak mampu melawan kehendak ayahnya. Melalui kondisi tokoh yang demikian, agaknya pengarang ingin mengetengahkan penderitaan akibat sistem perjodohan, sikap materialistis, dan kepercayaan pada dukun.
Merari Siregar menulis Azab dan Sengsara berdasarkan pengamatannya terhadap kehidupan masyarakat Sipirok, Tapanuli, Sumatera Utara. Di tempat itulah ia dilahirkan dan dibesarkan sehingga terbiasa dengan adat masyrakatnya. Namun, ketika ia telah memperoleh pendidikan, ia mulai kritis terhadap adat masyarakat Sipirok yang dinilainya tak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Hal inilah yang menggugah dirinya untuk menulis sebuah karya sastra, seperti diakui sendiri olehnya.
Sobat Balai Pustaka yang berminat untuk memiliki buku tersebut, silahkan menghubungi ;
1. Bapak Juan >>> 08122351895
2. Bapak Supriadi >>> 081317424255
3. Tokopedia.com/tokobalaipustaka
4. Blanja.com/store/tokobalaipustaka
Sumber InBalaiPustaka / edit koranbumn.com