Disampaikan sinopsis hari ini berjudul “Hulubalang Raja” karya Nur Sutan Iskandar
Hulubalang Raja merupakan roman sejarah yang terjadi di pesisir Minangkabau antara tahun 1665-1668. Fakta sejarah yang terjadi pada tahun 1665-1668 adalah konflik antara Minangkabau dengan Aceh yang kemudian melibatkan pasukan Belanda. Konflik itulah yang diangkat sebagai latar cerita dalam novel ini.
Hulubalang Raja kemudian mencari adiknya yang dikabarkan diculik oleh Raja Adil. Dia meninggalkan Orang Kaya Kecil dan Putri Sarawaya, yang kini sangat mencintainya, masuk ke daerah Raja Adil dengan menyamar.
Namun penyamarannya terbongkar. Dia kemudian dibawa ke hadapan Raja Adil. Hulubalang Raja kemudian terkejut karena adiknya Adnan Dewi telah menjadi istri Raja Adil. Orang yang menjadi musuhnya selama ini ternyata iparnya sendiri. Raja Adil dan Hulubalang Raja kemudian melupakan permusuhan mereka dan berdamai.
Meskipun sastra dalam beberapa hal memiliki kesamaan dengan sejarah, karya sastra tak bisa dijadikan sebagai dokumen sejarah. Hal ini disebabkan oleh realitas yang hadir dalam sastra merupakan hasil pengamatan, perenungan, serta penghayatran pengarangnya. Realitas yang telah mengalami pengolahan imajinatif dan dihadirkan sebagai rekaman gagasan pengarangnya. Itu sebabnya, realitas di dalam sastra tak bisa dianggap sebagai realitas faktual. Meskipun karya itu ditulis berdasarkan fakta sejarah. Realitas di dalam sastra harus diperlakukan sebagai realitas fiksional.
Sobat Balai Pustaka yang berminat untuk memiliki buku tersebut, silahkan menghubungi ;
1. Bapak Juan >>> 08122351895
2. Bapak Supriadi >>> 081317424255
3. Tokopedia.com/tokobalaipustaka
4. Blanja.com/store/tokobalaipustaka
Sumber Balai Pustaka / edit koranbumn