PT Pelita Air Service menyatakan bahwa sistem operasi Microsoft Windows yang mengalami gangguan (down) di seluruh dunia tidak berdampak pada sistem penerbangan perusahaan.
Sebagaimana diketahui, pengguna Windows 10 di seluruh dunia menghadapi pemadaman listrik besar-besaran karena pembaruan Crowdstrike, yang menyebabkan PC terjebak di layar pemulihan dan hanya menampilkan layar berwarna biru.
Mesin Windows mengalami masalah Blue Screen of Death (BSOD) yang berdampak pada bank, maskapai penerbangan, supermarket, hingga kantor pemerintahan di seluruh dunia menjadi lumpuh.
“Alhamdulillah sistem untuk penerbangan Pelita tidak terdampak,” kata Direktur Utama Pelita Air Service Dendy Kurniawan kepada Bisnis, Jumat (19/7/2024).
Meski gangguan Windows tak berdampak pada sistem penerbangan Pelita, Dendy memastikan akan terus memonitor perkembangan dan memitigasi sistem penerbangan maskapai Pelita Air.
“Tetapi kami terus standby dan alert untuk memonitor perkembangan yang terjadi, serta memitigasi kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara Microsoft mengaku bahwa pihaknya mengetahui isu yang memengaruhi perangkat Windows pasca pembaruan dari platform perangkat lunak (software).
“Kami mengetahui isu yang memengaruhi perangkat Windows pasca pembaruan dari platform perangkat lunak pihak ketiga. Kami mengharapkan resolusi sesegera mungkin,” kata juru bicara Microsoft kepada Bisnis.
Dikutip dari The Verge, Jumat (19/7/2024), pembaruan yang salah dari penyedia keamanan siber asal Amerika Serikat (AS) CrowdStrike telah melumpuhkan PC dan server. CrowdStrike banyak digunakan oleh banyak bisnis di seluruh dunia untuk mengelola keamanan PC dan server Windows.
Kendati demikian, CrowdStrike memastikan bahwa gangguan sistem operasi Microsoft Windows di berbagai negara bukan disebabkan oleh serangan siber.
Melalui akun media sosial X (sebelumnya Twitter) pada Jumat (19/7/2024), Presiden sekaligus CEO CrowdStrike George Kurtz menyampaikan bahwa perusahaan telah mengidentifikasi dan mengisolasi gangguan yang terjadi pada sistem Windows.
“Ini bukan insiden keamanan atau serangan siber. Masalahnya telah diidentifikasi, diisolasi dan perbaikan telah diterapkan,” kata Kurtz, dikutip pada Jumat (19/7/2024).
Kurtz menyatakan bahwa CrowdStrike juga secara aktif menangani pengguna yang terdampak dari pembaruan konten untuk host Windows. Namun, dia memastikan bahwa host Mac dan Linux tidak terpengaruh.
Di samping itu, perusahaan juga merujuk pengguna ke portal dukungan untuk pembaruan terbaru. Lebih lanjut, perusahaan akan terus memberikan pembaruan lengkap dan berkelanjutan di situs web.
Sumber Bisnis, edit koranbumn