Penerapan rekayasa lalu lintas pada arus mudik dan balik Lebaran 2024 di jalan tol memerlukan data dan informasi secara real time. Untuk itu, PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah menerapkan Intelligent Transport System yang dapat memberikan gambaran situasi secara real time bagi pemangku kebijakan untuk memperkuat penerapan kebijakan rekayasa lalu lintas secara cepat dan tepat.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menyampaikan, Jasa Marga menjadi operator jalan tol di Indonesia yang pertama kali menerapkan Intelligent Transport System atau Sistem Transportasi Cerdas. Wujud dari sistem ini adalah sebuah super-app yang diberi nama Jasamarga Integrated Digitalmap (JID).
Sebagai sebuah platform, JID memiliki beberapa fungsi. Pertama, Advanced Traffic Management System (ATMS) yang berfungsi memantau kondisi dan situasi lalu lintas melalui peta digital yang telah terintegrasi dengan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di seluruh ruas jalan tol Jasa Marga. Sistem ini didukung lebih dari 2.000 unit kamera pengawas (CCTV) yang tersebar di setiap jarak 500 meter di ruas jalan tol, lebih dari 50 unit analytics CCTV, lebih dari 150 unit traffic counting dan jaringan fiber optik.
Berikutnya adalah Incident Management System (IMS) yang berfungsi memberikan notifikasi jika terjadi gangguan lalu lintas, rekayasa lalu lintas, atau kegiatan pemeliharaan jalan tol. Sistem ini didukung oleh 31 sensor dan 14 unit CCTV untuk memantau water storage di wilayah sekitar jalan tol serta 3 unit anemometer untuk memantau kecepatan angin di Jalan Tol Bali Mandara.
Platform JID juga berfungsi untuk memantau kendaraan yang melebihi batas atas kecepatan dan beban muatan yang melewati jalan tol melalui Road Safety and Traffic Violation. Untuk menjalankan tugas itu, JID didukung 26 unit Speed Camera dan 8 unit Weigh in Motion. Selain itu, JID juga berfungsi sebagai Electronic Toll Collection System, yakni memantau transaksi gerbang tol secara real time.
Dalam mendukung operasional jalan tol, JID juga berfungsi sebagai Integrated Tollroad Maintenance System (ITMS). Dengan sistem itu, JID mampu mengelola aset infrastruktur dan pemeliharaan jalan tol. Untuk itu, JID telah dilengkapi dengan data-data hasil pengukuran kondisi jalan oleh alat Hawkeye, yakni kendaraan yang dilengkapi dengan perangkat khusus untuk mengumpulkan data teknis berupa perkerasan jalan dan jembatan di ruas tol (ketidakrataan, kekesatan, dan kelendutan).
Menurut Subakti, sistem transportasi cerdas tersebut mengintegrasikan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di Jalan Tol Jasa Marga Group untuk menghasilkan data dan informasi. Data itu dianalisis oleh sejumlah tenaga ahli Jasa Marga sebagai dasar pertimbangan bagi otoritas untuk mengambil kebijakan, semisal rekayasa lalu lintas.
“Hal ini yang membuat Jasa Marga menjadi operator jalan tol dengan sistem pengolah data lalu lintas jalan tol terlengkap dan terpadu di Indonesia,” ujar Subakti.
Subakti mengatakan, pada periode libur Hari Raya Idul Fitri 1445H, dipastikan terjadi lonjakan volume lalu lintas yang melebihi kapasitas jalan tol. Untuk menghindari terjadinya penumpukan kendaraan, Jasa Marga memantau lalu lintas secara real time dengan menggunakan teknologi digital counting berbasis radar dan CCTV Analytic berbasis kecerdasan buatan (AI) terhadap kapasitas jalan yang tersedia (VC Ratio).
Teknologi tersebut menghitung kecepatan minimum yang disepakati, yakni 60 Km/jam, kapasitas maksimum jalan tol dengan V/C ratio di bawah 0,8 di jalur, kemudian masa transisi selama kurang lebih 2 jam, serta mempertimbangkan faktor keselamatan. Ketika volume kendaraan per jam mendekati kapasitas maksimal suatu segmen ruas jalan tol, maka sistem ini memberikan peringatan dini kepada petugas untuk melakukan rekayasa lalu lintas, supaya kecepatan pengendara tetap dijaga bergulir.
Dalam arus mudik dan balik Lebaran 2024 yang baru saja kita lewati, indikator ini terus dipantau selama duapuluh empat jam. Jika dalam tiga jam berturut turut terlihat jumlah kendaraan per jam, mendekati batas maksimum indikator, maka dipersiapkan rekayasa lalu lintas seperti one way dan contraflow. Sebaliknya, jika lalu lintas menurun dan tampak lengang, indikator volume kendaraan per jam juga dipantau selama tiga jam berturut-turut sebelum rekayasa lalu lintas dihentikan kepolisian.
“Aplikasi JID ini juga mampu melakukan prediksi kondisi lalu lintas dalam satu atau tiga jam ke depan apakah akan terjadi kepadatan atau lancar, indikator-indikator inilah yang kami koordinasikan kepada stakeholder, khususnya kepada kepolisian sebagai pemegang diskresi atas langkah rekayasa lalu lintas,” terang Subakti.
Indikator volume kendaraan per jam bukan hanya diterapkan di jalur tol, namun juga diterapkan pada semua gerbang tol. Hal ini untuk memastikan kapasitas gerbang tol, selalu cukup dalam melayani antrian pengendara yang melakukan transaksi. Bila antrian semakin meningkat, maka Jasa Marga menambahkan kapasitas transaksi gerbang tol dengan mengoperasikan gardu reversible, gardu miring/Oblique Approach Booth (OAB), tambahan mobile reader dan petugas gerbang.
Aplikasi Travoy, Teknologi bagi Pengguna Jalan Tol.
Tidak hanya bagi Jasa Marga, informasi berupa kondisi lalu lintas terkini maupun rekayasa yang diberlakukan juga dapat diakses pengguna jalan melalui aplikasi Travoy. Di dalam aplikasi Travoy, tersedia informasi lalu lintas secara real time baik melalui pantauan CCTV maupun melalui fitur terbarunya, push notification. Melalui fitur ini, setiap kejadian lalu lintas dapat diterima pengguna jalan tanpa perlu membuka aplikasi Travoy.
Fitur baru lain dalam aplikasi Travoy adalah fitur Travoy Journey yang dapat memberikan informasi mengenai estimasi jarak, waktu tempuh, tarif tol, informasi lalu lintas, CCTV real time, rest area yang akan dilalui, informasi pada Dynamic Message Sign (DMS) hingga kecepatan rata-rata selama rute perjalanan.
“Fitur terbaru Travoy Journey ini dapat memudahkan para pengguna jalan tol untuk merencanakan dan mengatur waktu perjalanan dalam berkendara dari lokasi asal menuju lokasi tujuan. Fitur ini juga akan mempermudah mobilitas masyarakat yang sehari-harinya menggunakan jalan tol sehingga mendapatkan rute terbaik dengan informasi terkini jalan tol yang sangat lengkap,” tambah Subakti.
Fitur lain dalam aplikasi Travoy yang dapat diakses pengguna jalan tol adalah DMS berbasis Estimated Time Arrival (ETA) yang terintegrasi dengan Rest Area Management System (RAMS). Fitur tersebut akan memberikan estimasi waktu perjalanan dan kapasitas rest area (tempat istirahat dan pelayanan), termasuk One Call Center 24 Jam Jasa Marga di nomor 14080.
Saat ini, One Call Center Jasa Marga 14080 dilayani oleh total 16 personel selama 24 jam. Mereka bertugas menerima panggilan dari pengguna jalan serta mengelola pesan masuk dari pengguna jalan melalui Whatsapp Chat Us yang terdapat pada Aplikasi Travoy. Sebagai contoh, selama periode arus mudik dari H-10 hingga H2, JMTC mencatat terdapat 13.788 panggilan melalui One Call Center 14080. Jumlah ini meningkat sebesar 173% dari periode normal, yaitu sebanyak 5.043 panggilan.
Jasa Marga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para stakeholder terkait, di antaranya KemenkoPMK, Kepolisian, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR dan Kementerian BUMN. Empat bulan menjelang arus mudik, seluruh instansi yang terlibat telah membahas perencanaan arus mudik secara intensif dengan menyiapkan berbagai skenario. Jasa Marga juga mengucapkan terima kasih atas kerjasama seluruh pengguna jalan tol dalam mewujudkan mudik ceria penuh makna, hingga selamat sampai tujuan. Jasa Marga juga memohon maaf atas ketidaknyamanan pengguna jalan yang terdampak atas pemberlakuan rekayasa lalu lintas.