Perombakan organisasi yang terjadi di dalam PT Pertamina (Persero) ditengarai sebagai penyebab rendahnya capaian kinerja perusahaan pelat merah itu di sektor hulu minyak dan gas bumi.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Dwi Soetjipto mengatakan perubahan yang terjadi di Pertamina memengaruhi jalannya investasi belum berjalan secara mulus. Menurutnya, proses biasa terjadi pada saat terjadi perombakan struktur organisasi.
“Subholding itu menjadi salah satu penyebab dan sebuah proses. Itu memang biasanya akan terjadi dan tahun ini memang belum keseluruhan tapi Pertamina sudah semakin melaksanakan harmoniasasi,” katanya adalam paparanya, Senin (26/4/2021).
Berdasarkan data SKK Migas per kuartal I/2021, grup Pertamina yang tidak memenuhi target produksi siap jadi atau lifting minyak bumi adalah PT Pertamina EP yang hanya mencapai 98,8 persen dari target, PT Pertamina Hulu Energi Oses 89 persen dari target, dan JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi Ltd.
Sementara itu, untuk realisasi lifting gas bumi, hanya Pertamina EP yang tidak mencapai target dari deretan grup Pertamina dengan realisasi 99,8 persen dari target.
Dwi mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi langsung baik dengan induk maupun dengan subholding hulu Pertamina terkait dengan proses investasi di sektor hulu migas. SKK Migas telah meminta perusahaan pelat merah itu untuk mempercepat proses investasinya.
“Dalam rapat terakhir sudah disampaikan mulai bulan ini sudah tidak boleh lagi isu menunggu FID [final investment decision] dan sudah dilaksanakan dan Pertamina sudah menentukan dan menaikan batasan investasi yang bisa dilakukan di anak perusahan,” jelasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn