PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) terus memaksimalkan dan memperkuat kinerja keuangan dan operasional secara berkelanjutan. Garuda Indonesia bersama jajaran anak perusahaan menjalankan strategi bisnis jangka panjang bertajuk Garuda Indonesia Group (Sky Beyond 3.5)—yang akan menjadi value-driven aviation group dengan pencapaian target value group sebesar USD 3.5 Milyar pada tahun 2020.
Direktur Keuangan & Manajemen Resiko Garuda Indonesia (GI) Helmi Imam Satriyono memaparkan dari visi dan target tersebut, Garuda Indonesia telah merumuskan lima strategic themes, yang terdiri dari aspek Consolidate & Optimize Strategic Asset,World-class Customer Centricity,Agile, Efficient, Digitized,Broaden Revenue Beyond Care,Partnership and Create Portfolio Value
“ Sejalan dengan komitmen strategi kinerja positif perusahaan, perusahaan menargetkan capaian pendapatan perusahaan sebesar USD 4.9 Milyar pada tahun ini..” kata Helmi Imam
Aksi korporasi GI melalui upaya peningkatan kapasitas produksi sebesar 13% – 15% yang ditunjang oleh upaya optimalisasi rute dan peningkatan kapasitas armada. Peningkatan kapasitas produksi tersebut salah satunya juga dilakukan dengan meningkatkan utilitas pesawat yang pada tahun 2017 sebesar 9 jam 36 menit ditargetkan menjadi 10 jam 24 menit di tahun 2018.
Sementara itu, Direktur Operasi Capt Triyanto Moeharsono mengatakan tahun ini maskapai akan meningkatkan level pelayanan yang salah satu indikator keberhasilan adalah on time performance (OTP) / tingkat ketepatan waktu yang ditargetkan mencapai 91% pada tahun 2018 ini.
“Kami juga aktif berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura maupun AirNav, untuk memastikan kelancaran operasional layanan penerbangan, khususnya untuk menunjang capaian OTP layanan penerbangan Garuda Indonesia yang lebih baik lagi” ujarnya.
“Adapun pada tahun ini Garuda Indonesia juga berhasil menekan trend incident rate hingga 0,329 per 1000 flight jauh dibawah total batas maksimum incident rate sebesar 0,700”, tegas Capt Triyanto.
Garuda Indonesia juga akan memaksimalkan beberapa pendapatan di luar bisnis layanan penerbangan untuk mendukung upaya maksimalisasi kinerja pendapatan perusahaan, di antaranya adalah bisnis kargo maupun lini perusahaan lainnya seperti GMF AeroAsia dan Aerowisata yang akan terus dimaksimalkan melalui komitmen kerjasama dengan mitra global.
Kinerja keuangan GI sepanjang tahun 2017 berhasil menekan tren kerugian dari 1Q-2017 sebesar USD 99.1 juta menjadi USD 38.9 pada 2Q-2017.
Garuda Indonesia juga telah berhasil membukukan laba operasi sebesar USD 61.9 juta pada periode 3Q-2017 (diluar tax amnesty dan extraordinary items sebesar USD 145 juta), naik 216.1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
koranbumn01