Tugas besar menanti perusahaan pembiayaan infrastruktur pelat merah PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI dalam rangka ikut menyukseskan agenda percepatan transisi energi di Tanah Air.
Sejalan dengan peluncuran Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform pada Side Event G20, Bali, Senin (14/11/2022), PT SMI yang juga merupakan BUMN berstatus special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan itu, akan berperan sebagai ETM Country Platform Manager.
Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad mengungkap bahwa peluncuran ETM Country Platform merupakan pijakan awal untuk merancang kerangka kerja pembiayaan dan investasi untuk program ETM, salah satunya program pensiun dini (early retirement) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara.
“Kami akan berkolaborasi dengan berbagai mitra, bukan hanya dari sisi pendanaan, namun juga dari sisi kepakaran dan sisi teknis, menyatukan semua itu sehingga bisa mempercepat agenda pemerintah terkait transisi energi yang andal, namun tetap terjangkau. Hari ini menjadi awal langkah kami menuju ke sana,” ujarnya dalam pemaparan Grand Launching ETM Country Platform, Senin (14/11/2022).
PT SMI sebagai Country Platform Manager ETM akan merancang skema pembiayaan dan investasi melalui skema pendanaan campuran alias blended finance. Selain itu, PT SMI juga berperan mempersiapkan perencanaan matang untuk mewujudkan transisi energi yang mulus, mengantisipasi efek kejut yang kontraproduktif terhadap sektor energi di Indonesia.
Inilah alasan PT SMI berupaya menggandeng sebanyak mungkin mitra-mitra potensial yang bukan hanya menjembatani kebutuhan finansial, tetapi juga dari sisi sosial, lingkungan, dan teknologi, untuk mewujudkan program maupun proyek transisi energi yang kondusif.
Terkini, dalam peluncuran ETM Country Platform yang turut dihadiri Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati itu, PT SMI meresmikan kerja sama dengan 14 mitra internasional, baik institusi filantropi, institusi keuangan penyedia pendanaan, maupun institusi terkait sisi teknis dan kepakaran.
Para mitra filantropi, antara lain Bloomberg Philanthropies & ClimateWorks Foundation’s Global Energy Transition Initiative, UK MENTARI Programme, dan Global Energy Alliance for People and Planet.
Sementara itu, mitra pendanaan terdiri atas Asian Development Bank (ADB), World Bank, Islamic Development Bank, Climate Investment Funds, HSBC, Standard Chartered, dan Japan Bank for International Cooperation.
Adapun, mitra terkait sisi kepakaran dan teknis, yaitu United States Agency for International Development (USAID), Global Green Growth Institute, Climate Policy Initiative, United Nations Development Programme (UNDP), Rocky Mountain Institute, dan Climate Bonds Initiative.
Edwin mencontohkan bahwa transisi energi yang salah satunya termasuk program pensiun dini pembangkit listrik batu bara, selain berguna mereduksi polusi, juga diharapkan mampu menjaga kinerja keuangan PT PLN (Persero) tetap sehat, mengantisipasi masalah sosial, dan tidak sampai menyebabkan kenaikan tarif listrik yang akan dibebankan kepada masyarakat.
Ke depan, PT SMI akan mulai mempercepat kajian untuk dua metode pembiayaan. Pertama, berbasis ekuitas atau masuk membeli pembangkit listrik baru bara yang dimiliki PLN untuk tujuan terminasi. Kedua, pembiayaan berbasis program untuk PLN sebagai bekal merealisasikan program-program inisiatif transisi energi ramah lingkungan.
Untuk menggodok realisasi upaya-upaya tersebut, PT SMI selain bekerja sama dengan PLN, juga meresmikan MoU dengan sovereign wealth fund Indonesia Investment Authority INA yang juga berperan sebagai salah satu pengelola sumber pendanaan untuk transisi energi.
“Karena perlu diingat, early retirement pembangkit listrik batu bara itu melibatkan banyak aspek sehingga memang harus hati-hati dan teliti. Misalnya, di sana ada serikat pekerja atau bagaimana efek sosial kepada para supplier. Semua itu harus direncanakan dengan matang. Jangan sampai transisi energi punya efek kejut negatif yang signifikan,” tambahnya.
Senada, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa pemerintah mempercayakan PT SMI untuk menciptakan transisi energi yang terjangkau, namun tetap andal, sejalan dengan komitmen target pengurangan emisi sebesar 43,2 persen dengan dukungan internasional yang memadai pada 2030.
“Karena walaupun sektor energi menjadi salah satu sumber polusi terbesar di Indonesia, demand akan energi terus meningkat. Oleh karena itu, bagaimana pada saat yang bersamaan kita tetap mampu mengurangi polusi dari sektor energi itu menjadi tantangan, sehingga dibutuhkan skema yang tepat dari sisi sumber daya keuangan,” ujar Sri Mulyani dalam pemaparannya.
Turut hadir, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo yang menjelaskan bahwa komitmen ini sejalan dengan rencana untuk mempensiunkan dini 6,7 gigawatt (GW) PLTU batu bara, sekitar 3,7 GW sebelum 2030 dan sisanya sekitar 3,6 GW akan dilakukan setelah 2030.
Salah satu langkah yang PLN realisasikan, yaitu penandatanganan kerja sama dengan INA dan Cirebon Electric Power untuk memulai diskusi terkait percepatan penghentian PLTU Cirebon-1, pembangkit listrik tenaga batu bara 660 MW di Jawa Barat.
Selain itu, PLN juga menyetop hingga 13 GW PLTU batu bara yang berada dalam fase perencanaan, demi menghindari 1,8 miliar metrik ton CO2 dalam jangka waktu 25 tahun.
Oleh sebab itu, skema ETM Country Platform harapannya semakin memberikan kepastian dalam rangka mengerahkan dukungan dari komunitas global untuk mau berinvestasi di Tanah Air terkait upaya-upaya transisi energi.
“Dengan skema platfrom seperti ini, kita punya mekanisme yang lebih jelas dan terdefinisi, baik dari segi pembiayaan maupun dari sisi teknisnya, untuk memastikan bahwa investasi yang masuk nanti juga punya nilai komersial. Ini baru permulaan, perjuangan sesungguhnya baru akan dimulai,” jelas Darmawan.
Sumber Bisnis, edit koranbumn