PT Kereta Api Indonesia (Persero) mempersiapkan pendekatan preventif dan antisipatif dalam menjamin keamanan dan memastikan keselamatan pelanggan LRT Jabodebek saat soft launching pada bulan Agustus mendatang.
Saat ini KAI sudah memasuki masa pengujian GoA 3 pada lintas pelayanan, sehingga KAI akan mengujicobakan LRT Jabodebek secara otomatis dengan sangat hati-hati.
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, KAI bersama-sama dengan para stakeholder lainnya telah mengevaluasi insiden pada masa uji coba sebelumnya, sehingga kejadian serupa tidak akan terjadi di kemudian hari.
“KAI telah mempersiapkan strategi komprehensif dan mengembangkan protokol keselamatan yang ketat di seluruh proses pengujian hingga pengoperasian LRT nantinya,” papar VP Public Relations KAI Joni Martinus.
Upaya pencegahan tersebut di antaranya adalah dengan melakukan serangkaian pengujian, pengecekan, dan perawatan yang dilakukan berkala oleh tenaga yang kompeten dan diawasi oleh para ahli di bidangnya. Hal ini dilakukan mengingat LRT Jabodebek akan dioperasikan sistem secara otomatis.
“Walaupun tanpa adanya masinis, otomatisasi sistem yang bekerja dengan baik sesuai pemrograman akan dengan sendirinya menjamin keselamatan,” jelas Joni.
Sistem otomatis yang terpadu ini terdiri dari dua komponen kunci, yaitu persinyalan dan telekomunikasi. Persinyalan akan mengatur jarak antar kereta, melakukan akselerasi dan pengereman secara otomatis. Sedangkan telekomunikasi yang mengatur komunikasi data, pengaturan suplai daya dan proteksi dari sisi kelistrikan.
Prevensi juga diaplikasikan KAI dengan melatih SDM khusus mengenai seluruh aspek operasional LRT Jabodebek agar dapat berjalan dengan aman dan selamat, serta menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) kondisi darurat, baik di dalam kereta maupun di stasiun.
Dalam mengantisipasi kondisi darurat, rangkaian kereta dilengkapi interkom kontak darurat, sensor api dan asap, serta deteksi anjlokan dan tabrakan yang otomatis menghentikan kereta seketika. Selain sensor dan alat deteksi, KAI pun telah menempatkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan palu pemecah kaca di dalam rangkaian LRT Jabodebek.
Pemantauan intensif pun dilaksanakan melalui CCTV yang dipasang di seluruh rangkaian kereta dan di stasiun. Tak hanya itu, guna keperluan evakuasi, seluruh stasiun LRT Jabodebek menyediakan connecting bridge.
Train Attendant dan tenaga security juga senantiasa bertugas memastikan keselamatan dan kenyamanan perjalanan penumpang dari keberangkatan hingga sampai di tujuan.
Pada 1 April 2022, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo telah mengunjungi proyek LRT Jabodebek untuk memastikan proses pengujian GoA 3 berjalan dengan lancar. Rombongan sempat mengikuti pengujian sistem GoA 3 dari Stasiun Harjamukti hingga Stasiun TMII dan Depo LRT di Bekasi Timur.
“Pengujian berjalan lancar dan proses tersebut akan terus kita laksanakan pada seluruh lintas dan sarana dengan penuh kehati-hatian. Pemerintah juga mengapresiasi kinerja tim dan karya anak bangsa sehingga proyek pembangunan ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Joni
Sampai dengan April 2022, progres LRT Jabodebek mencapai 81,45%. LRT Jabodebek ditargetkan soft launching pada 17 Agustus 2022 dan beroperasi secara komersial setelahnya.
“KAI berkomitmen dalam menyediakan layanan LRT Jabodebek yang aman dan nyaman melalui berbagai kebijakan dan komitmen keselamatan selama masa pengujian dan pada saat mulai melayani masyarakat,” tutup Joni.
Sumber KAI, edit koranbumn