PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) membukukan pendapatan sebesar Rp 5,57 triliun selama semester I-2023. Angka ini relatif stabil jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 yang tercatat senilai Rp 5,58 triliun.
Sampai dengan akhir Juni 2023 volume penjualan semen dan terak SMCB tercatat sebanyak 6,23 juta ton. Turun tipis 1,25% dari posisi per akhir Juni 2022 yang sebesar 6,31 juta ton.
Direktur Utama SMCB Lilik Unggul Raharjo mengungkapkan, kondisi pasar yang terkontraksi dibandingkan 2022 dan market overcapacity masih menjadi tantangan kinerja industri semen pada semester pertama tahun ini.
Selain itu, curah hujan dan banyaknya hari libur serta pergeseran prioritas belanja masyarakat untuk hari raya turut mempengaruhi penurunan permintaan bahan bangunan.
“Meski demikian, penurunan biaya bunga membantu kinerja perusahaan di tengah kenaikan biaya energi dan distribusi, sehingga laba periode berjalan hanya turun 3% menjadi Rp254 miliar,” ungkap Lilik, dalam siaran pers, Jumat (28/7).
Lilik menuturkan bahwa SMCB tetap optimis mampu mengatasi tantangan bisnis dan mempertahankan kinerja yang solid. Untuk merealisasikannya, SMCB melakukan beberapa strategi.
“Perusahaan akan memperkuat kinerja dengan berfokus di empat area yaitu Operational Excellence, Process & Asset Optimization, Sustainable Development serta People & Leaders, memperkuat sinergi dengan SIG selaku induk usaha serta kemitraan strategis dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC),” tuturnya.
SMCB mencatat, realisasi pembangunan infrastruktur di Pulau Jawa berkontribusi pada lini bisnis beton jadi (ready-mixed concrete) dan agregat, di mana volume penjualan RMX yang meningkat 28% dan agregat naik 7% dibandingkan dengan tahun lalu.
Adapun, per akhir Juni lalu, laba periode berjalan SMCB tercatat sebesar Rp 254 miliar, atau menurun dari sebelumnya Rp 261 miliar per akhir Juni tahun 2022.
Sumber Kontan, edit koranbumn