Bendungan Wonogiri memegang peranan penting bagi masyarakat di sepanjang aliran Bengawan Solo, baik dari fungsinya sebagai pengendali banjir maupun dari sisi pemenuhan kebutuhan air untuk pembangkitan listrik, irigasi, air baku industri dan PDAM serta pariwisata.
Dengan luasan area genangan 8.800 ha, perlu adanya mitigasi risiko akan dampak terburuk apabila terjadi bencana keruntuhan bendungan. Untuk itu perlu disusun suatu dokumen Rencana Tindak Darurat (RDT) yg didalamnya berisikan hasil perhitungan simulasi bencana berikut dengan luasan area terdampak dgn memperhitungkan debit aliran srt topografi lahan di hilir Bendungan.
28-29 Desember 2021 dilaksanakan Sosialisasi sekaligus Desiminasi Dokumen RTD Bendungan Wonogiri kepada para stakeholder terkait, diantaranya Pemda Wonogiri, Dinas Pekerjaan Umum, BPBD, Kodim, Muspika, Pihak Kepolisian serta PT Indonesia Power. Desiminasi ini sekaligus menjadi wadah diskusi memperoleh saran dan masukan dari para praktisi maupun akademisi. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari di 2 lokasi, yakni di Kab. Wonogiri serta di Surakarta.
Dari kegiatan sosialisasi yg dilaksanakan, beberapa hal yg kemudian menjadi masukan & kesimpulan atas dokumen dimaksud nantinya akan ditindaklanjuti berupa pengecekan kembali daftar area terdampak berikut lokasi pengungsiannya. Selain itu juga akan dilakukan koordinasi lanjutan dgn BBWS Bengawan Solo terkait dgn penanganan bencana banjir akibat kejadian debit besar, sebagaimana hasil analisa keruntuhan yg tlh disimulasikan perhitungannya.
Adapun untuk pelaksanaan simulasi RTD Bendungan Wonogiri direncanakan akan dilakukan stlh dokumen disahkan oleh kepala daerah terdampak. Sbg upaya meminimalisir dampak, juga disarankan adanya penambahan titik-titik penempatan peralatan Early Warning System di area terdampak.
Diskusi dan pembahasan menjadi sarana untuk menemukan solusi & memberikan masukan terbaik yang diperlukan untuk pengelolaan SDA secara terintegrasi















