PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk optimistis bisnis di tahun 2022 bisa lebih merekah sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sekitar 5%-5,5%.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan kredit akan tumbuh lebih agresif di kisaran 7%-10% year on year (yoy) sepanjang tahun ini.
“Strategi dengan banyak mengubah proses bisnis secara digital dan memperkuat manajemen risiko. Sektor yang prospektif banyak sekali, mulai banyak proyek seperti pembangunan ibu kota baru, hilirisasi, pengolahan, serta keharusan pengolahan komoditi mentah di dalam negeri,” ujar Royke secara virtual, Rabu (26/1).
Selain itu, ia melihat sektor pertanian, logistik, dan kesehatan bisa diandalkan. Terlebih, pandemi akan mendorong perbaikan pada sistem kesehatan Indonesia.
Begitupun dengan sektor properti yang akan mendapat angin segar dari pertumbuhan ekonomi.
Asal tahu saja, sepanjang 2021 BNI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp 582,43 triliun. Nilai ini tumbuh 5,3% yoy dari periode yang sama tahun 2020 yang sebesar Rp 553,1 triliun.
Royke melanjutkan, pendorong utama kredit selama tahun 2021 adalah penyaluran di sektor Business Banking terutama pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 7,6% yoy menjadi Rp 180,4 triliun. Sedangkan segmen large commercial yang tumbuh 10,4% yoy menjadi Rp 40,9 triliun.
Adapun segmen kecil juga tumbuh 12,9% yoy dengan nilai kredit Rp 95,8 triliun. Secara keseluruhan kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 4,5% yoy menjadi Rp 482,4 triliun.
Sementara di sektor konsumer, kredit terbesar yang tumbuh adalah kredit payroll, yaitu naik 18,3% yoy menjadi Rp 35,8 triliun; kemudian kredit kepemilikan rumah (mortgage) tumbuh 7,7% yoy menjadi Rp 49,6 triliun. Secara keseluruhan kredit konsumer tumbuh 10,1% yoy menjadi Rp 99 triliun.
Sumber Kontan, edit koranbumn