Pemerintah terus mendorong peningkatan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) porsi kredit UMKM per Maret 2021 sebesar 20,59% dari total penyaluran kredit.
Salah satu bank yang fokus pada kredit UMKM adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). Ketua Asosiasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Akumindo), Ikhsan Ingratubun mengatakan, kenaikan pagu kredit UMKM di perbankan nasional sangat penting untuk mendorong sektor UMKM yang tengah berusaha bangkit.
Dia mengungkapkan, saat ini baru sekitar 30%-50% pelaku UMKM yang mulai bangkit. Kebanyakan dari mereka sedang berjuang dalam mencari permodalan dan transformasi digital dalam situasi pandemi.
Salah satu bank yang fokus pada kredit UMKM adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI). “BRI bisa berperan menjembatani kebangkitan pelaku UMKM ini, baik dari sisi pinjaman untuk permodalan maupun bantuan lain,” kata Ikhsan, dalam keterangannya, Selasa (27/7).
BRI juga bisa memainkan perannya dalam transformasi digital para pelaku UMKM. Misalnya terus mengoptimalkan literasi digital dan mengembangkan komunitas digital di kalangan pelaku UMKM..
Berdasarkan data Akumindo, terdapat sekitar 13 juta pelaku UMKM yang sudah go digital. Sebanyak 5 juta di antaranya bertambah selama pandemi. Ini potensi besar bagi pangsa kredit UMKM BRI. Namun Ikhsan beharap, pendampingan pemerintah dan perbankan bisa meningkat di masa pandemi.
Direktur Utama BRI, Sunarso menjelaskan untuk mengembangkan UMKM khususnya di segmen mikro, BRI telah merumuskana dua strategi utama. Pertama, menumbuhkembangkan nasabah atau debitur eksisting. Pemberdayaan itu mulai dari literasi digital hingga membantu nasabah menemukan bisnis model baru, termasuk mendigitalisasi pasar tradisional. “Lebih dari 4.500 pasar tradisional di Indonesia telah menggunakan platform web pasar BRI atau pasar.id,” ujar Sunarso.
Kedua, BRI berusaha menemukan sumber-sumber pertumbuhan kredit yang baru dengan menyasar segmen yang lebih kecil lagi, yakni ultra mikro. Beragam inovasi digital dihadirkan BRI, termasuk membangun ekosistem digital yang fokus mendukung kegiatan-kegiatan produktif di masyarakat melalui cara-cara baru. Dan optimalisasi pengembangan BRIBRAIN.
BRI juga mentansformasi proses bisnis dengan berbagai aplikasi digital. Bank BUMN ini sudah memiliki BRISPOT, ditambah agen BRILink yang juga memiliki aplikasi-aplikasi digital lain. Terobosan ini diharapkan pula dapat membantu pemulihan ekonomi masyarakat di kalangan bawah.
BRI telah menyalurkan kredit UMKM dengan porsi terbesar, yakni 80,6% pada kuartal I 2021. Bank pelat merah ini menargetkan mencapai penyaluran kredit sebesar 85% hingga akhir tahun. Untuk menggenjot portofolio tersebut, BRI fokus dengan penyaluran kredit seperti melalui kredit usaha rakyat (KUR) dan juga kredit modal kerja (KMK) yang dijamin oleh lembaga penjaminan kredit.
Kepala UKM Pusat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Zakir Machmud mengatakan, seiring penambahan kredit UMKM, bank juga harus menawarkan bantuan lain agar usaha mereka berkembaeng. Salah satunya menggenjot upaya pendampingan kepada UMKM, serta memberikan akses pasar kepada pelaku usaha.
Juga sosialisasi go digital, seperti QRIS. “Untuk skala mikro tidak mudah go digital. Pelan-pelan harus diberi tahu. Dari bank, ada festival UMKM. Tapi perlu diperbanyak karena UMKM banyak,” terang Zakir
Sumber Kontan, edit koranbumn