PT Fintek Karya Nusantara atau LinkAja melakukan perubahan strategi usai startup tersebut sempat melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya.
Sebagai informasi, pada akhir Mei 2022 lalu, startup dompet digital tersebut mengakui adanya PHK terhadap sejumlah karyawan. LinkAja mengatakan pihaknya melakukan reorganisasi yang berdampak pada PHK sejumlah karyawan.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa (21/6/2022) lalu LinkAja mengumumkan akan memfokuskan diri ke bisnis model dua sisi (two-sided business model), yaitu tidak hanya menghadirkan layanan solusi finansial bagi konsumen Indonesia, namun juga menyediakan solusi finansial end-to-end bagi rantai pasok (supply chain) baik digital maupun tradisional, terutama yang berada di dalam ekosistem BUMN.
Dalam rapat tersebut juga menunjuk beberapa direksi terbaru, yaitu Direktur Utama yaitu Yogi Rizkian Bahar.
Yogi mengatakan LinkAja merupakan satu-satunya perusahaan keuangan digital yang menyimpan potensi signifikan untuk menyasar dan mendukung ekosistem BUMN Indonesia melalui layanan finansial digital yang komprehensif.
“Dengan adanya arahan bisnis baru yang lebih fokus serta membangun fundamental bisnis, kami percaya bahwa LinkAja akan bertumbuh lebih pesat dan optimal, serta memberikan kontribusi positif pada proses akselerasi inklusi keuangan di Indonesia.” ujar Yogi dalam pada keterangan resmi pada Jumat (24/6/2022).
Startup gabungan dari beberapa anak BUMN ini pertama kali hadir pada tahun 2019 dikarenakan mempunyai visi misi yang sama yaitu mendorong inklusi keuangan serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada tahun ketiganya ,LinkAja berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan finansial digital bagi konsumen Indonesia. LinkAja juga melihat peluang untuk mempertajam strategi dan memperkuat langkahnya dalam membangun solusi finansial digital yang komprehensif bagi ekosistem perusahaan BUMN di Indonesia.
Hal ini akan direalisasikan dengan menjadikan LinkAja sebagai solusi finansial digital yang end-to-end bagi supply chain di bawah naungan BUMN, melalui layanan pembayaran, pinjaman dan layanan digital lainnya.
Langkah ini dipercaya LinkAja akan menghadirkan dampak yang lebih signifikan dalam mempercepat inklusi keuangan Indonesia serta menyatukan beragam potensi yang ada di dalam ekosistem BUMN Indonesia yang sangat besar jumlahnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn