Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendorong akselerasi belanja dalam APBN yang masih tersisa sekitar Rp1.200 triliun di sisa akhir tahun ini.
Per September 2022, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja telah mencapai Rp1.913,9 triliun dari target APBN 2022 sebesar Rp3.106,4 triliun.
Artinya, belanja pemerintah yang belum terealisasi adalah sebesar Rp1.192,5 triliun
“Masih ada Rp1.200 triliun yang akan dibelanjakan dalam 2 bulan ke depan, itu jumlah yang sangat besar,” katanya, Jumat (28/10/2022).
“Kita tidak memaksa harus diserap, justru kita ingin pastikan belanja harus berkualitas, memang menantang untuk membelanjakan Rp1.200 triliun dalam 3 bulan dan kita masih memiliki waktu di Oktober, November, dan Desember,” kata Febrio.
Dia menyampaikan Kemenkeu juga masih akan melakukan pembayaran untuk subsidi dan kompensasi energi sekitar Rp163 triliun pada pekan depan.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan belanja yang tidak terserap pada tahun ini pun dapat menjadi dana cadangan bagi APBN tahun 2023, mengingat ketidakpastian global yang masih tinggi.
“Kita berharap belanja terserap secara berkualitas, bukan harus jor-joran, karena kenapa? Lebih bagus kalau kita menghemat dengan konteks kita belanja dengan kualitasnya bagus dan penghematan belanja bisa menjadi cash tambahan bagi pemerintah untuk tahun depan,” tuturnya.
Adapun per September 2022, Kemenkeu mencatat belanja kementerian dan lembaga (K/L) telah mencapai Rp674,4 triliun atau 71,3 persen terhadap pagu APBN 2022.
Lebih lanjut, realisasi belanja non-K/L mencapai Rp686,8 triliun atau mencapai 50,7 persen terhadap target APBN.
Realisasi ini terutama didukung oleh penyaluran subsidi, kompensasi BBm dan listrik, serta pembayaran pensiun dan jaminan kesehatan ASN
Sementara itu, transfer ke daerah hingga September 2022 juga tercatat mencapai Rp552,6 triliun atau mencapai 68,7 persen terhadap target APBN.
Sumber Bisnis, edit koranbumn