Di tengah penutupan wilayah yang meluas di kantong-kantong manufaktur dan perdagangan di China, produsen farmasi PT Phapros Tbk. (PEHA) mengantisipasi kendala terhadap pasokan bahan baku.
China diketahui merupakan salah satu pemasok bahan baku obat bagi anak usaha PT Kimia Farma (Persero) Tbk. (KAEF) ini, selain India dan Eropa.
Sekretaris Perusahaan Phapros Zahmilia Akbar mengatakan sejak kemacetan suplai bahan baku menimpa industri farmasi domestik pada 2020, perseroan telah mengambil strategi tidak hanya berfokus pada satu sumber bahan baku. Hal itu untuk menghindari surutnya bahan baku yang dapat berakibat pada ketersediaan produk di pasaran.
“Dalam case lockdown China yang mulai melebar, kami berharap dengan strategi ini, kami dapat mempertahankan kontinuitas suplai bahan baku,” kata Zahmilia kepada Bisnis, Rabu (6/4/2022).
Dia melanjutkan, pasokan bahan baku aktif perseroan tak hanya berasal dari China, India, dan Eropa, tetapi juga sejumlah negara lain. Adapun, untuk kemasan dan bahan pendukung lain sebagian dipasok dari produsen lokal.
Zahmilia mengatakan perseroan juga dalam proses pengalihan bahan baku obat dalam negeri untuk beberapa produk.
“Kami sedang dalam proses trial beberapa produk di research and development kami. Kami sangat mendukung penggunaan bahan baku lokal, baik bahan kemas, bahan pendukung, bahkan bahan aktif,” ujarnya.
Sejauh ini ada 10 jenis BBO yang telah diproduksi secara domestik oleh PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP), yakni terdiri atas antikolesterol, antiplatelet-jantung, antivirus, dan antiretroviral. Kelompok BBO antivirus termasuk Remdesivir yang digunakan untuk pengobatan Covid-19.
Dari jumlah tersebut, empat diantaranya masih dalam proses pengalihan sumber bahan baku di 28 industri farmasi dalam negeri.
Sementara itu menurut catatan Kementerian Kesehatan, dari konsumsi 10 molekul bahan baku obat terbesar dalam negeri, baru empat yang mampu diproduksi mandiri, yakni paracetamol, clopidogrel, omeprazole, dan atorvastatin. Sedangkan cefixime, amlodipine, candesartan cilexetil, bisoprolol, lansoprazole, ceftriaxone, belum dapat diproduksi di dalam negeri.
Sumber Bisnis, edit koranbumn