PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pertamina (Persero) meneken perjanjian kerja sama untuk pasokan gas ke 52 pembangkit milik PLN. Tahun ini, perusahaan akan melakukan konversi lima pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) menggunakan gas.
Langkah ini perlu dilakukan PLN agar bisa menghemat ongkos produksi pembangkit dan juga menciptakan energi bersih. Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menjelaskan perjanjian kerja sama pasokan gas ini akan berlangsung selama 20 tahun.
Kerja sama ini akan membuat PLN bisa menghemat biaya sebesar Rp 4 triliun per tahun. “Selama ini kami membutuhkan bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 3,1 juta kiloliter. Biayanya sebesar Rp 16 triliun per tahun. Namun, karena pakai gas, kami bisa menghemat Rp 4 triliun karena 2,1 juta kiloliter yang tadinya memakai BBM akan kami konvert ke gas,” ujar Zulkifli di Kementerian ESDM, Kamis (27/2).
Zulkifli juga menjealaskan total kebutuhan gas untuk 52 pembangkit ini sebesar 162 BBTU per hari. Namun, untuk tahap awal tahun ini PLN akan mulai melakukan konversi BBM ke gas sebanyak lima pembangkit.
Zul mengakui memang PLN hanya melakukan konversi di 52 pembangkit. Sebab, pembangkit lain yang menggunakan BBM tidak bisa dikonvert karena akses lokasi yang jauh dan tidak memungkinkan menggunakan gas.
“Jadi PLN itu pakai BBM sebanyak 3,1 juta kiloliter per tahun. Jadi 2,1 juta kiloliter sudah berubah dari BBM ke gas. Masih ada 1 juta kiloliter lagi yang pakai BBM. Itu sulit, karena itu di pulau kecil. Itu perlu solusi lain untuk konversi,” ujar Zulkifli.
Untuk proyek ini sendiri, Zul mengatakan PLN tak perlu melakukan investasi. Investasi yang diperlukan untuk proyek ini akan dilakukan oleh Pertamina untuk infrasturktur gas.
“Kalau dari kami memang tidak akan banyak melakukan investasi karena semua pembangkit yang akan dikonversi sebenarnya adalah dual fuel yang artinya bisa swicth saja langsung untuk memakai gas,” ujar Zul.
Proyek ini, kata Zulkifli akan berdampak pada harga listrik ke konsumen. Meski memang Zul enggan merinci berapa pemanfaatan yang bisa dirasakan oleh masyarakat atas program ini.
“PLN itu kan menjual listrik BPP ditambah 7 persen. Itu prinsipnya. Kalau BPP turun maka dengan sendirinya tarif bisa turun. Jadi intinya, setiap penghematan PLN itu dipaste ke pembeli dan pelanggan,” ujar Zul
Sumber Republika, edit koranbumn