Industri penerbangan pada tahun lalu terhempas pandemi Covid-19. Kinerja bisnis pengelolaan bandara komersial turut merosot, termasuk bagi PT Angkasa Pura I (Persero).
Vice President Corporate Secretary Angkasa Pura I Handy Heryudhitiawan mengungkapkan, pelarangan dan pengetatan perjalanan udara yang dimulai pada kuartal II tahun 2020 lalu mengakibatkan penurunan lalu lintas (traffic) penerbangan yang sangat signifikan di 15 bandara Angkasa Pura I.
Sepanjang 2020, traffic penumpang di 15 bandara Angkasa Pura I turun 59,7% dari 82 juta pergerakan penumpang pada 2019 menjadi hanya 32,8 juta pada 2020.
“Beberapa penelitian memproyeksikan kondisi seperti ini akan berlanjut hingga trafik global pulih pada 2023,” ungkap Handy kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Kendati begitu, Angkasa Pura I optimistis traffic penumpang, pergerakan pesawat maupun kargo bisa mulai merangkak naik mulai tahun ini. Pada 2021, Angkasa Pura I memproyeksikan peningkatan traffic penumpang menjadi 40,6 juta penumpang atau naik 29% dibanding trafik penumpang 2020.
Sedangkan traffic pesawat diproyeksikan tumbuh 20% menjadi 519.795 pergerakan pesawat dari 432.864 pergerakan pesawat pada 2020. Sementara traffic kargo diproyeksikan tumbuh 2,1% menjadi 445.049 ton dari sebelumnya 436.049 ton pada 2020.
Handy memberikan gambaran, hingga April lalu Angkasa Pura I mencatat pertumbuhan traffic penumpang di 15 bandara kelolaan sebesar 12,5% dibandingkan dengan traffic pada Maret 2021. “Trafik penumpang di bandara Angkasa Pura I pada April lalu mencapai 2.636.175 pergerakan penumpang, sedangkan trafik penumpang pada Maret sebesar 2.341.188 pergerakan penumpang,” terangnya.
Handy melanjutkan, Angkasa Pura I menjadikan tahun 2021 sebagai momentum kebangkitan dengan menjalankan strategi memperluas portofolio bisnis. Hal itu dilakukan sembari menjaga pondasi bisnis melalui pengamanan arus kas (cash flow) dan efektivitas biaya (cost effectiveness).
“Menjaga arus kas dan efektivitas biaya merupakan kelanjutan survival strategy yang sudah dijalankan sejak tahun lalu dimana terdapat lima program yang dijalankan yaitu evaluasi investasi, program cost leadership, business process improvement, digital enablement, dan sense of crisis awareness,” jelasnya.
Perluasan portofolio bisnis merupakan strategi untuk meningkatkan potensi pendapatan. Dalam jangka pendek, Angkasa Pura I memiliki quick win initiatives seperti pendirian Angkasa Pura I Health Center, pemanfaatan lahan idle, dan sinergi anak perusahaan sebagai kendaraan untuk memperluas portofolio bisnis perusahaan.
“Angkasa Pura I Health Center sendiri dirancang untuk menjadi one stop service fasilitas kesehatan di bandara yang terdiri dari layanan vaksinasi, tes Covid-19, penyediaan APD, apotek, dan layanan konsultasi dokter,” imbuh Handy.
Selanjutnya, sebagian lahan idle yang dimiliki perusahaan nantinya akan dikembangkan menjadi activity theme park dan sebagian lagi akan dimanfaatkan untuk mendukung Program Food Estate Pemerintah. Adapun pengembangan portofolio bisnis anak perusahaan mencakup inovasi layanan catering, layanan hospitality premium di bandara, pusat sertifikasi kesehatan (health certification center), creative merchandising, penyewaan area, dan collaborative logistic.
Untuk jangka panjang, beberapa rencana perluasan bisnis yang akan dilakukan yaitu optimalisasi kargo dengan memanfaatkan potensi trafik kargo akibat pertumbuhan e-commerce yang tinggi dan program Pemerintah (Kawasan Ekonomi Khusus) yang mendukung. Selain itu juga akan dibangun hub kargo udara dan penyedia layanan logistik terintegrasi di dalam dan luar bandara.
“Selain optimalisasi kargo, dalam jangka panjang, Angkasa Pura I juga akan memaksimalkan utilisasi aset idle menjadi destinasi yang dapat mendatangkan sumber pendapatan baru, seperti Kelan Bay Land, YIA Airport City, dan eks Bandara Selaparang,” ungkap Handy.
Dalam mengimplementasikan strategi tersebut, Angkasa Pura I pun telah membentuk Tim Task Force yang berada di kantor pusat, kantor cabangm dan anak perusahaan sejak awal tahun ini.
“Sesuai dengan strategi yang ditetapkan, tim khusus ini dibagi ke dalam dua tim yaitu tim yang khusus menangani hal revenue enhancement dan tim yang menjaga arus kas,” pungkas Handy.
Sumber Kontan, Edit koranbumn