PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi), optimistis mampu meraih dana kelolaan investasi sebesar Rp 65,7 triliun di sepanjang tahun 2022. Jumlah tersebut meningkat Rp 1 triliun dibandingkan dengan total dana investasi yang dikelola perusahaan pada tahun lalu, yang sebesar Rp 64,7 triliun.
Untuk mencapai target tersebut, Mandiri Investasi akan meluncurkan delapan produk reksadana baru, yang terbagi ke dalam berbagai kelas asset. Pada kelas aset Pasar Uang, Mandiri Investasi akan merilis produk Reksa Dana Pasar Uang USD. Kemudian dari Saham Offshore akan dirilis Reksa Dana Asian Equity USD.
“Peluncuran produk reksadana baru tersebut, bertujuan memberikan solusi investasi yang inovatif, mengingat kebutuhan nasabah yang terus berubah, sekaligus menambah varian produk yang sudah ada di Mandiri Investasi,” ucap Direktur Utama Mandiri Manajemen Investasi Aliyahdin Saugi
Aliyahdin pun mengungkapkan bahwa proyeksi perusahaan melihat proporsi investasi dari investor individu tahun ini akan didominasi oleh reksa dana Open End. Sementara, investor institusi lebih bersikap konservatif, dengan proporsi 50:50.
Selain itu, ia juga optimistis, seluruh produk investasi baru tersebut akan mendapat sambutan positif, baik dari investor institusi maupun individu. Salah satu indikatornya adalah, adanya peningkatan dana kelolaan dari investor dalam negeri dan investor asing khususnya asal Singapura ke pasar investasi Indonesia.
Tahun ini, investor dari Singapura yang hendak berinvestasi melalui Mandiri Investment Management Singapore (MIMS) diperkirakan meningkat, mencapai 16% dari portofolio investasi Mandiri Investasi secara konsolidasi.
Terkait kondisi ekonomi dan investasi di Indonesia pada tahun ini, Adi meyakini masih memiliki potensi bertumbuh yang cukup baik kendati kondisi ekonomi dan politik global berada dalam tekanan imbas dari ketegangan geopolitik global yang meningkat akibat invasi Rusia ke Ukraina.
“Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi indikator masuknya investasi asing ke pasar modal, pekan lalu sempat menyentuh level psikologis di 7.000. Hal itu menunjukkan bahwa upaya pemerintah dan stakeholder lainnya dalam memulihkan kondisi perekonomian dan investasi Indonesia, dinilai positif oleh investor asing,” pungkasnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn