Bisnis gadai saham PT Pegadaian mencatatkan outstanding loan (OSL) sebesar Rp 117 miliar per Februari 2022, tumbuh 7,07% secara year on year (yoy) dengan jumlah nasabah aktif mencapai 81 orang atau naik secara tahunan 10,9%, dan omzet mencapai Rp 115 miliar atau tumbuh 4,1%.
Ferdian Timur Satyagraha, Direktur Direktur Keuangan PT Pegadaian menjelaskan, bisnis gadai saham merupakan produk inovatif dari Pegadaian yang memberikan kemudahan pembiayaan bagi para investor yang memiliki saham sebagai salah satu portofolio kekayaannya.
“Pertumbuhan bisnis gadai saham dari tahun ke tahun meningkat baik dari sisi jumlah nasabah, maupun jumlah outstanding loans yang disalurkan,” kata Ferdian
Pegadaian optimistis, potensi bisnis gadai saham di tahun ini bisa tercapai dengan serangkaian rencana pemasaran yang dicanangkan perusahaan.
Hingga akhir tahun 2022, Pegadaian menargetkan OSL pada bisnis gadai saham mencapai Rp 204 miliar, dengan target omzet Rp 796,5 miliar, dan nasabah aktif mencapai 155 orang.
Sementara hingga akhir tahun 2021 lalu, Pegadaian berhasil merealisasikan OSL bisnis gadai efek mencapai Rp 118,5 miliar dengan realisasi omzet mencapai Rp 466 miliar.
Menurutnya, jumlah investor pasar modal Indonesia yang meroket hampir 93% secara year on year (yoy) pada 2021, turut mengerek rata-rata volume transaksi saham harian dan nilai transaksi harian juga melambung tinggi.
“Namun, euforia tersebut juga memicu pergerakan saham di luar kebiasaan alias unusual market activity (UMA) meningkat drastis. Semakin banyaknya aktivitas UMA juga berujung pada semakin banyaknya suspensi saham,” ujar Ferdian.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 29 Desember 2021 telah meningkat 92,7% menjadi 7,48 juta investor dari sebelumnya 3,88 juta investor per akhir Desember 2020.
Jumlah ini juga meningkat hampir 7 kali lipat dibandingkan tahun 2017. Pertumbuhan investor pasar modal didominasi oleh kalangan milenial atau yang berusia di bawah 30 tahun sebesar 59,81%.
Jika dirinci lebih lanjut, pertumbuhan investor ritel pada tahun 2021 ditopang oleh kalangan milenial dan Gen-Z atau rentang usia 40 tahun sebesar 88% dari total investor ritel baru (per November 2021).
Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel turut berdampak terhadap dominasi investor ritel atas aktivitas perdagangan harian di BEI yang mencapai 56,2% dari tahun sebelumnya sebesar 48,4%.
Di tahun ini, Pegadaian juga bakal membidik investor kalangan milenial, investor kalangan menengah ke atas/ mass affluent, dan perusahaan/ manajer investasi.
Dalam mencapai target dan kanal pemasaran yang dimanfaatkan, Pegadaian terus meningkatkan fitur dan layanan gadai saham melalui aplikasi PDS, memberikan pemahaman fitur dan layanan gadai efek kepada tenaga pemasaran dari sekuritas yang telah bermitra dengan pegadaian maupun agen independen yang baru akan bermitra.
Guna merealisasi target pemasaran, pegadaian telah menyiapkan beberapa strategi, seperti melakukan penambahan mitra rekanan sekuritas terutama sekuritas yang memiliki keterbatasan permodalan, implementasi layanan gadai saham kedalam aplikasi online trading sekuritas (OLT), melakukan program literasi produk gadai saham melalui komunitas, influencer dan sekuritas yang belum bermitra, serta melakukan perluasan jenis agunan efek.
Seperti diketahui, kehadiran gadai saham bertujuan untuk bridging investor saham. Artinya, investor bisa mendapatkan likuiditas atau pendanaan tanpa harus kehilangan asetnya. Skema gadai saham sama dengan saat nasabah menggadaikan saham mereka.
Jika sewaktu-waktu saham yang dimilikinya turun banyak, Pegadaian akan meminta nasabah untuk melakukan top up untuk meng-cover rasio yang sudah ditetapkan.
Bisa dengan menambah jaminan atau mengangsur pinjaman tersebut. Produk gadai ini ditujukan untuk investasi jangka panjang, bukan trading.
Sumber Kontan, edit koranbumn