Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan telah menawarkan potensi pengembangan proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela kepada 23 perusahaan minyak dan gas (Migas) dari 15 negara hingga tahun ini.
Penawaran wilayah kerja lapangan Migas Masela yang ditaksir menghabiskan nilai investasi mencapai US$US$19,85 miliar atau setara dengan Rp297,75 triliun dilakukan seiring dengan amanat Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Presiden meminta perusahaan Migas domestik ikut mengambil 35 persen hak partisipasi blok yang ingin dijual Shell sejak dua tahun lalu itu.
Permintaan Jokowi itu bertujuan untuk mempercepat pengerjaan salah satu lapangan gas terbesar di dunia tersebut di tengah disrupsi pasokan energi global.
“Masela selalu menjadi wilayah kerja yang kami tawarkan juga ke investor pada saat kami ada investor engagement,” kata Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal saat dihubungi, Jumat (29/7/2022).
Di sisi lain, Kemal mengatakan PT Pertamina (Persero) juga telah melakukan kajian untuk rencana pengembangan di blok Migas itu. Hanya saja, dia enggan menerangkan lebih lanjut ihwal perkembangan kajian Pertamina pada wilayah kerja Masela tersebut.
“Setahu saya Pertamina sudah melihat data-data WK Masela, tetapi detil perkembangannya silahkan ditanyakan Pertamina,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi menginginkan 35 persen hak partisipasi yang dilepas Shell di Blok Masela dapat diambil sepenuhnya oleh PT Pertamina (Persero) atau perusahaan migas nasional lewat pembiayaan yang disokong oleh Indonesia Investment Authority (INA).
Keinginan Jokowi itu disampaikan langsung oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia seusai melakukan pertemuan dengan The Japan CEO Meeting dengan KBRI Tokyo, Jepang, Rabu (27/7/2022)
“Bapak Presiden sudah memerintahkan untuk yang keluar [Shell] itu digantikan oleh pengusaha nasional baik itu lewat INA atau BUMN,” kata Bahlil saat menggelar konferensi pers dikutip Kamis (28/7/2022).
Saat ini, Inpex selaku operator proyek LNG Abadi Blok Masela itu tengah merampungkan studi pengenalan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau CCUS. Pemasangan CCUS dimaksudkan untuk membuat proyek LNG Blok Masela dapat prospektif dengan potensi kredit karbon mendatang.
Sejatinya, pengembangan proyek strategis nasional (PSN) senilai US$19,8 miliar itu tidak lagi tersendat karena Inpex sudah mengantongi pembeli untuk produksi gas tersebut, yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN). Apalagi, perkembangan pengembangan Lapangan Abadi pada 2021 tercatat sudah mencapai 65 persen.
Di sisi lain, revisi PoD dengan komitmen energi hijau itu juga memiliki posisi strategis untuk meningkatkan nilai tawar rencana divestasi hak partisipasi milik Shell sebesar 35 persen pada Blok Masela tersebut. Pengembangan fasilitas CCUS dinilai dapat membuat aset LNG Abadi Blok Masela lebih kompetitif yang belakangan ikut menarik minat investor untuk membeli hak partisipasi Shell yang sudah ingin hengkang sejak dua tahun lalu itu.
Sumber Bisnis, edit koranbumn