Emiten konstruksi pelat merah, PT PP Properti Tbk. (PPRO) menargetkan marketing sales atau prapenjualan sebesar Rp1,4 triliun pada 2023. Adapun marketing sales PPRO mencapai Rp950 miliar sepanjang 2022.
VP of Corporate Secretary PP Properti Ikhwan Putra mengatakan perseroan memasang target marketing sales sebesar Rp1,4 triliun pada 2023. Selain itu, penjualan juga sudah mencapai 15 persen dari target pada kuartal I/2023.
Dia mengatakan langkah Bank Indonesia (BI) yang menahan kenaikan suku bunga diharapkan dapat meningkatkan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) maupun Kredit Pemilikan Apartemen). Hal ini lantas akan berdampak terhadap peningkatan penjualan pada sektor properti.
“Saat ini perseroan masih optimis dengan target yang ditetapkan,” ujar Ikhwan kepada Bisnis, Selasa (4/4/2023).
Dalam situasi terjadi kenaikan suku bunga, maka PPRO akan melakukan penyesuaian baik dari sisi diskon maupun kemudahan untuk membeli hunian. Selain itu, dia tidak menampik adanya kemungkinan untuk meningkatkan harga jual sesuai dengan daya serap pasar.
“Jika nanti terdapat penambahan bunga dari peningkatan suku bunga nanti kami juga akan menyesuaikan,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan untuk proyek apartemen segmen menengah dan menengah ke bawah masih akan mendominasi pasokan di Jabodetabek sepanjang 2023. Dia pun meyakini transaksi penjualan masih akan didominasi oleh proyek-proyek yang ada.
Dia juga memperkirakan tingkat hunian dapat terus meningkat ke level 59 persen seiring dengan kembalinya aktivitas kuliah dan kerja normal sejak semester II/2022. Terlebih lagi pemerintah juga telah mencabut pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2022, PPRO mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,7 triliun sepanjang 2022. Angka tersebut meningkat 97,65 persen dari Rp862,46 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan usaha PPRO terdiri dari penjualan real estat, dan pendapatan properti. Adapun penjualan real estat terdiri dari segmen apartemen, dan tanah. Sementara pendapatan properti terdiri dari hotel, biaya layanan penyewa, dan sewa.
Secara rinci penjualan apartemen meningkat 99,99 persen menjadi Rp1,5 triliun. Kemudian penjualan tanah meningkat 56,72 persen menjadi Rp7,48 miliar.
Selain itu, pendapatan dari segmen hotel meningkat 115 persen menjadi Rp141,51 miliar, biaya layanan penyewa meningkat 19,97 persen menjadi Rp32,07 miliar, dan sewa meningkat 50,85 persen menjadi Rp20,58 miliar.
PPRO mencatatkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp19,94 miliar sepanjang 2022. Nilai tersebut menurun 2,04 persen dari Rp20,35 miliar pada 2021.
Sumber Bisnis, edit koranbumn