PT Perkebunan Nusantara PTPN III atau Holding Perkebunan Nusantara menargetkan swasembada gula konsumsi pada 2026. Guna merealisasikan peta jalan swasembada gula, PTPN III bakal menyediakan tambahan lahan seluas 250.000 hektar/ha kolaborasi dengan petani, lahan eksisting milik negara dan swasta sekitar 450.000 ha.
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengaku optimistis swasembada tersebut bisa direalisasikan. Upaya yang akan dilakukan salah satunya dengan membangun Sub Holding Sugar Co, gabungan PTPN-PTPN yang memproduksi dan mempunyai lahan tebu. Akhir bulan ini pun 36 pabrik gula milik PTPN ditargetkan selesai konsolidasi.
“Tentang gula sebenarnaya Indonesia sangat bisa [swasembada]. Kenapa? Sejarahnya kita bisa panen gula 15 ton, masak sekarang tidak bisa,” ujar Ghani dalam Ngobrol Pagi Seputar BUMN “Sumbangsih BUMN kepada Masyarakat Indonesia”, Senin (22/8/2022).
Dia mengklaim isu produktivitas soal gula bukan disebabkan pada pabriknya, melainkan pada benih tebu. Menurutnya, produktivitas tebu negara lain pun tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Namun, rendemennya jauh di atas Indonesia yang hanya sekitar 6-7,5 persen.
“Isu di gula itu bukan masalah di pabriknya, tapi di on farm. Itu adalah masalah benih. Di negara lain Thailand, Australia, India, mereka secara produktivitas mirip-mirip kita, 80-100 ton lah. Tapi rendemen tebunya itu di atas 12 persen. Jadi kalau produktivitasnya 100 ton, rendemennya 12 itu 1 hektar menghasilkan 12 ton gula,” tutur Ghani.
Menurut Ghani, sebelum kemerdekaan Indonesia pernah panen mencapai 130 ton per tahun dengan rendemen di atas 11.
“Kalau sekarang harga gula Rp11.500/kg, bayangkan tuh. Berarti lebih dari 150 juta gula per hektar per tahun. Kita pernah ketika sebelum kemerdekaan, ketika memiliki varietas 28 78 itu. Waktu itu produktivitasnya 130 ton kemudian rendemennya di atas 11. Kita hanya ingin mengembalikan yang dilupakan insan PTPN,” ujarnya.
Selain itu, Ghani mengungkapkan juga bahwa dibutuhkan investasi yang cukup besar untuk mencapai swasembada gula. Presiden Jokowi pun, kata dia, meminta PTPN untuk memenuhi seluruh kebutuhan gula nasional tidak hanya gula konsumsi pada 2030.
“Kemudian memang dibutuhkan investasi baik Palm Co maupun Sugar Co 5-6 tahun ke depan di atas 20 triliun. Secara bertahap ya. Baik dengan IPO atau dengan yang lain. Tahun lalu laba kita Rp4,6 triliun sedangkan tahun ini sekitar Rp5 triliun,” jelasnya.
Di samping gula, PTPN III juga fokus untuk menggarap minyak sawit. Ghani mengatakan pihaknya tengah menyiapkan Subholding Palm Co untuk menggarap komoditas sawit tersebut. Rencananya Palm Co tersebut akan melaksanakan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tahun ini, namun harus mundur hingga tahun depan.
Sumber Bisnis, edit koranbumn