PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. merencanakan pembangunan 10.000 unit rumah bersubsidi pada tahun depan. Angka ini meningkat dari realisasi tahun ini sebesar 7.261 unit.
Pembelian rumah bersubsidi dengan menggunakan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau FLPP diakui perseroan sebagai upaya terwujudnya pembangunan sejuta rumah tiap tahun oleh pemerintah.
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan capaian tahun ini sangat baik, mengingat awalnya perseroan hanya menargetkan 1.374 unit. Perseroan pun baru saja resmi meneken PKO beserta bank lain yang tercatat memiliki pencapaian realisasi penyaluran FLPP tahun ini minimal sebesar 70% dari targetnya.
“Untuk tahun 2019, BNI tetap berkomitmen menyukseskan program satu juta rumah dengan berencana menyalurkan 10.000 unit rumah subsidi melalui program KPR FLPP. Dana FLPP sendiri merupakan blended fund antara dana pemerintah dan Dana BNI. Komposisinya adalah 75% dana pemerintah dan 25 % dana BNI. Selama 2018, BNI telah menyalurkan KPR bersubsidi lebih dari Rp1 triliun dengan nilai dana FLPP sebesar Rp 720,1 miliar,” katanya melalui siaran pers, Jumat (21/12/2018).
Untuk mencapai keberhasilan tersebut salah satu strategi BNI adalah menyelenggarakan akad massal debitur FLPP. Pada 26 Oktober lalu, BNI melakukan akad masal 1.046 debitur FLPP serentak di seluruh Indonesia yang berpusat di Pasar Terapung Siring, Banjarmasin. Kegiatan tersebut berlanjut secara regional di setiap kantor cabang dan wilayah.
Program KPR Subsidi FLPP BNI disalurkan kepada masyarakat dari berbagai kalangan, salah satunya kaum milenial dan ternyata sangat diminati. Untuk 2019 fokus BNI adalah segmen milenial karena database nasabah BNI sebagian besar Milenial, sehingga mempermudah BNI untuk menyalurkan KPR.
Selain itu, BNI menyalurkan FLPP ini kepada ASN, TNI, Polri, serta nasabah-nasabah Payroll dengan penghasilan tetap maupun tidak tetap.
Sumber bisnis.com