PT Pos Indonesia (Persero) mendorong transformasi digital. Transformasi digital Pos Indonesia dapat dilihat pada lini bisnis jasa keuangan, yaitu layanan Pospay dan Posfin, serta jasa kurir berupa Pos Aja.
“Pos masih terkesan konvensional karena masih banyak interaksi dengan orang di loket pos. Orang perlu tahu Pos punya aplikasi Pospay, Pos Aja, Posfin. Kalau orang sudah terbiasa pakai itu, maka akan jadi luar biasa. Kesan pos konvesional akan hilang. Apalagi Presiden Jokowi mendengungkan supaya kementerian/lembaga dan BUMN bertransformasi digital,” kata pakar di bidang teknologi informasi, Onno W. Purbo, Rabu (8/2/2023).
Onno meyakini Pos Indonesia punya peluang besar di bidang layanan jasa keuangan, terutama jika mengingat sejarah Pos Indonesia sebagai perusahaan pertama yang turut membangun internet di Tanah Air.
“Saat awal membangun internet di Indonesia, saya banyak berinteraksi dengan Pos Indonesia, namanya adalah Wasantara Net. Pos merupakan institusi atau lembaga di Indonesia yang pertama kali melakukan perubahan di dunia digital. Saat itu belum ada bank atau BUMN yang masuk ke internet. Pos nomor satu. Dan yang paling keren sampai hari ini Pos punya outlet sampai di ujung republik. Pos adalah ISP yang paling besar pertama kali di Indonesia,” katanya.
Onno menyebutkan jika Indonesia melakukan transformasi digital, maka orang akan cenderung kerja di mana saja, kapan saja.
“Konsekuensinya dia membutuhkan media yang bisa memenuhi, maka akan terikat dengan Pos. Aplikasi Pospay bisa menjangkau orang yang tidak punya rekening bank. Transformasi digital tidak bisa berjalan kalau tidak ada Posfin di layanan fintech, Pos Aja di layanan kurir, dan Pospay sebagai superapps,” ujarnya.
Lantaran belum banyak penyedia jasa keuangan sejenis di Indonesia, bahkan di negara lain, Onno optimistis Pos Indonesia punya peluang besar.
“Sekarang belum banyak negara atau kota yang menyediakan layanan seperti Pospay ini. Pospay memiliki potensi yang sangat dahsyat. Indonesia bisa menjadi contoh dunia dengan Pospay. Tidak ada negara yang punya kemampuan seperti Pospay,” katanya.
Untuk semakin menambah jangkauan dan memperluas pengguna, Onno menyarankan agar Pos Indonesia menyediakan jasa di e-commerce untuk layanan jasa kurir dan pembayaran.
“Tempelkan ke platform yang operasional. Jadi ketika user memilih itu sudah ada di platform toko online. Jujur sebagian besar transaksi ada di situ. Pos bisa menyediakan barcode, jadi nanti pengiriman barangnya mudah melalui Pos. Tidak perlu data entry, tempel saja ke platform,” sarannya.
Lebih lanjut Onno mendorong Pos Indonesia untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar bisa semakin berkembang. Keyakinan Onno akan potensi Pos Indonesia, karena Pos Indonesia memiliki segala yang dibutuhkan untuk Pos Indonesia bisa menjadi leader dalam bisnis sesuai DNA Pos yaitu logistik dan kuris, dan terutama bisnis jasa keuangan yang secara revolusioner menapaki transformasi digital.
“Pos mungkin satu-satunya perusahaan di Indonesia yang bisa menjangkau hingga ke bawah, hingga ke ujung republik. Bahkan kurir mana pun tidak punya jaringan seperti Pos. Tinggal masalah IT membuatnya menjadi makin efisien dan efektif. Apalagi sudah ada Pospay, Posfin, Pos Aja, itu luar biasa banget. Pos juga punya sejarah gemilang di bidang internet dengan Wasantara Net. Bagaimana jika pondasi yang luar biasa dan aplikasi yang luar biasa ini dikawinkan supaya bangsa ini bisa melakukan transformasi digital. Kuncinya adalah pendidikan, pendidikan, pendidikan,” tandas Onno.
Pada kesempatan yang lain, Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero), Haris, menambahkan bahwa saat ini Pos sudah bertransformasi digital dengan layanan jasa keuangan serupa perbankan.
“Pos sudah sama seperti perbankan. Kita punya rekening giro. Dana itu realtime masuk ke penerima, kita buatkan rekening. Uangnya bisa diambil oleh penerima, sama seperti perbankan. Keistimewaan Pos itu bisa mengantarkan (langsung) ke penerima. (Jadi) Kita sudah digital,” pungkas Haris.