Pada penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPST dan RUPSLB) PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) pada tanggal 4 Agustus 2020 mengagendakan adanya pergantian sejumlah jajaran Komisaris dan Direksi. Adanya pergantian ini sudah lumrah dan umum dilakukan oleh perusahaan terbuka yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau emiten sehingga bukanlah hal baru yang dilakukan oleh suatu emiten.
Bagi IPCC, adanya agenda pergantian Pengurus Perseroan sebagaimana telah dilakukan berdasarkan keputusan dalam RUPSLB yang juga telah disampaikan agenda tersebut dalam Keterbukaan Informasi ke BEI dan OJK serta publik diharapkan akan berdampak positif untuk menunjang dan meningkatkan kinerja / performance perusahaan. Terlebih pada saat ini dimana Perseroan dihadapkan pada tantangan untuk dapat melewati kondisi sulit di tengah Pandemi Covid-19 saat ini.
Berdasarkan keputusan RUPSLB tersebut, perubahan yang terjadi pada susunan Anggota Komisaris yang semula Komisaris Utama dijabat oleh Elvyn G. Masassya berubah menjadi Yon Irawan. Komisaris Independen Bay Mokhamad Hasani berubah menjadi Komisaris Dwijanti Tjahjaningsih. Komisaris Independen M. Fathoni Akbar berubah menjadi Abdur Rahim Hasan. Sementara itu, Marta Hardisarwono masih didapuk menjadi Komisaris.
Begitupun dengan jajaran Direksi yang semula Direktur Utama atas nama Ade Hartono; Direktur Operasi dan Teknik atas nama Bunyamin Sukur; dan Direktur Keuangan dan SDM atas nama Sophia Isabella Wattimena mengalami perubahan menjadi Direktur Utama atas nama Ari Henriyanto; Direktur Operasi dan Teknik atas nama Rio T.N. Lasse; Direktur Keuangan dan SDM atas nama Dessy Ernastari. Sementara itu, Arif Isnawan masih dipercayakan untuk menjabat memegang peran Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis.
Adanya pergantian ini diharapkan dapat memberikan warna dan semangat baru bagi para insan IPCC untuk lebih giat bekerja demi meningkatkan performansi Perseroan. Arif Isnawan menyampaikan, “Adanya pergantian atau rotasi yang terjadi di IPC maupun anak usaha IPC ialah hal yang biasa. Justru, yang terpenting ialah bagaimana upaya dan arahan yang dilakukan oleh kami sebagai Direksi untuk dapat membuat perusahaan bisa lebih berkembang dan meningkat kinerjanya.”
Ari Henryanto, Direktur Utama IPCC yang baru turut menyampaikan sekaligus menambahkan, “Bagi kami yang dipercayakan sebagai Direksi di Perusahaan Terbuka merupakan pengalaman baru sekaligus menjadi tantangan bagi kami untuk dapat meningkatkan kinerjanya dan menunjukan kepada publik bahwa IPCC dapat memberikan nilai tambah kepada para pemegang sahamnya. Hal-hal baik maupun program-program yang telah berjalan akan kembali kami review sehingga kami dapat menilai dan mengambil keputusan yang dapat berimbas positif bagi perbaikan kinerja Perseroan. Kami mohon dukungan dari para stakeholders maupun investor agar kami dapat mencapai apa yang kami programkan”.
Hingga kini, sejumlah pengembangan yang dilakukan oleh IPCC antara lain, perbaikan sistem autogate untuk mendeteksi berapa kendaraan, baik car carrier maupun unit kendaraan yang masuk; pengintegrasian sistem billing operasi dan sistem keuangan baik di Terminal Domestik, Terminal Internasional, maupun Terminal Satelit di wilayah yang dikerjasamakan dengan cabang IPC maupun pihak eksternal; penagihan piutang; serta perbaikan maupun pengendalian biaya agar tercapai kinerja yang diharapkan. Selain itu, Manajemen juga upayakan terkait dengan peningkatan revenue enhancement melalui utilisasi dan perluasan sejumlah lahan; kerjasama maupun kolaborasi dengan pihak lain maupun menjaga level of services terhadap existing customer untuk menunjang kinerja IPCC.
Di bawah manajemen baru ini, para Direksi akan berusaha untuk menyampaikan message positif dan optimisme di tengah upaya untuk tetap bertahan di masa Pandemi saat ini namun, realistis bahwa ke depan bisnis operasional dari IPCC dapat bertumbuh lebih baik seiring membaiknya kondisi ekonomi global dan dalam negeri sehingga kegiatan bongkar muat kendaraan dapat bertumbuh lebih baik, terutama pada alat berat yang hingga kini masih menunjukan pelemahan akibat berkurangnya permintaan karena imbas belum membaiknya sektor pertambangan, perkebunan, maupun infrastruktur. Di sisi lain, tentunya dengan perbaikan kinerja ke depannya maka diharapkan akan dapat berimbas positif juga pada kinerja harga sahamnya yang saat ini dinilai undervalue.
IPC Car Terminal, Leading to be The World Class Automotive Trade Facilitator