Pemerintah menargetkan penerbitan (net) SBN sebesar IDR798,9 triliun. Per 19 September 2018 net issuances mencapai IDR616,7 triliun (77,2% terhadap total target). Penerbitan terbesar merupakan instrumen obligasi Pemerintah dengan denominasi Rupiah yang mencapai IDR338,4 triliun.
Kepemilikan asing menurun di pasar obligasi domestik. Per 26 September 2018, kepemilikan asing tercatat sebesar IDR844,5 triliun (36,9% dari total kepemilikan SBN) lebih rendah dari posisi awal Januari 2018 yang sebesar IDR837 triliun (39,8% dari total kepemilikan SBN). Aksi jual investor asing terjadi karena dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga AS yang dapat mendorong terjadinya capital flight. Sesuai ekspektasi, Bank Sentral AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan, Fed Funds Rate (FFR), dalam pertemuan 25 – 26 September sebesar 25 bps menjadi 5,75%.
Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan. Pada RDG 26 – 27 September 2018, BI memutuskan untuk menaikkan level 7-days Reverse Repo Rate (7D RRR) sebesar 25 bps ke level 5,75% sebagai langkah untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang tinggi dan menjaga stabilitas Rupiah. Hal ini juga sebagai respon setelah Bank Sentral AS menaikkan FFR sebesar 25 bps. Ke depan, kami memproyeksikan level suka bunga acuan BI akan berada di level 5,75% sampai akhir tahun. Kami menargetkan yield obligasi acuan rupiah dengan tenor 10 tahun akan mencapai 7,94% (di atas proyeksi awal kami yang sebesar level 7,46%).
Sumber Situs Web Bank Mandiri