PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil menutup tahun buku 2022 dengan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan, Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA), maupun laba bersih operasi. Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, perseroan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 147,31 triliun.
Hal ini tumbuh sebesar 2,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Ririek mengatakan EBITDA perseroan pun tercatat sebesar Rp 78,99 triliun atau tumbuh 4,3 persen YoY dengan laba bersih operasi Rp 25,86 triliun atau tumbuh 7,7 persen YoY.
“Syukur Alhamdulillah, Telkom dapat menutup tahun 2022 dengan cukup baik, baik dari aspek kinerja keuangan maupun operasional,” ujar Ririek dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (26/3/2023).
Ririek menyampaikan, pencapaian kinerja ini merupakan output dari fokus perusahaan dalam menjalankan strategi utama Five Bold Moves demi menciptakan nilai tambah serta pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan. Pada segmen mobile, Telkomsel selaku anak usaha Telkom membukukan pendapatan Rp 89,04 triliun atau tumbuh 1,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Ririek mengatakan, digital business menjadi kontributor pertumbuhan kinerja dengan kontribusi sebesar 81,9 persen dari total pendapatan. Segmen ini tumbuh positif 6,9 persen (yoy) mencapai Rp 72,93 triliun dibanding periode yang sama di tahun 2021.
“Telkomsel melayani 156,8 juta pelanggan dengan data payload yang tumbuh positif hingga 18,7 persen (yoy) menjadi 16.426.853 TB dan konsumsi payload menyentuh 11.962 MB per pengguna layanan data atau tumbuh 16,1 persen (yoy),” ucap Ririek.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas layanan mobile sekaligus memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, lanjut Ririek, Telkomsel secara resmi menjadi pemenang lelang frekuensi 2,1 GHz dari Kementerian Komunikasi dan Informatika pada November 2022 lalu. Sementara itu, investasi Telkomsel di GoTo juga menghasilkan synergy value yang cukup baik bagi perusahaan, di antaranya integrasi MyTelkomsel dan GoPay untuk meningkatkan user experience penggunaan produk digital, integrasi layanan Telkomsel MyAds, serta platform GoBiz untuk membantu digitalisasi UMKM, kemudahan bagi mitra Gojek untuk menjadi mitra reseller Telkomsel, dan lainnya.
Pada segmen konsumer, lanjut Ririek, pendapatan IndiHome tercatat sebesar Rp 28,0 triliun atau tumbuh positif 6,4 persen dari periode yang sama tahun lalu. IndiHome berkontribusi 19,0 persen dari total pendapatan perseroan dan EBITDA yang stabil pada kisaran 50 persen. Sebanyak 90 persen pendapatan IndiHome ini dikontribusi pelanggan segmen konsumer dan selebihnya dari segmen enterprise. IndiHome menutup 2022 dengan pertumbuhan pelanggan sebesar 7,1 persen dari akhir tahun lalu menjadi 9,2 juta pelanggan, 63 persen di antaranya merupakan pelanggan Dual Play dan 37 persen pelanggan Triple Play. ARPU IndiHome cukup stabil pada kisaran harga Rp 268 ribu, didukung oleh pendapatan dari add-ons yang tumbuh 10,4 persen (yoy).
“Pada segmen enterprise, perseroan mencatat kinerja sebesar Rp 19,2 triliun dengan layanan B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity sebagai kontributor utama pendapatan,” sambung Ririek.
Segmen ini, ucap Ririek, mencatat pertumbuhan kinerja kuartalan yang cukup signifikan pada kuartal keempat 2022 sebesar 9,3 persen (yoy). Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan. Sementara itu pendapatan segmen Wholesale and International tumbuh 8,3 persen (yoy) menjadi Rp 15,4 triliun dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital.
“Pada bisnis tower, Mitratel selaku anak usaha Telkom mengukuhkan posisi sebagai perusahaan tower terbesar di Asia Tenggara berdasarkan kepemilikan menara telekomunikasi, melalui kepemilikan sebanyak 35.418 unit tower dengan tenancy ratio 1,47 kali,” ucap Ririek.
Ririek mengatakan Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp 7,7 triliun atau tumbuh 12,5 persen (yoy), yang utamanya didorong oleh perolehan dari sewa menara. EBITDA dan laba bersih perusahaan sepanjang 2022 tumbuh positif 18,5 persen dan 29,3 persen.
“Sepanjang 2022, total belanja anggaran perseroan mencapai Rp 34,2 triliun atau 23,2 persen dari total pendapatan. Anggaran belanja ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik,” kata Ririek.
Sumber Republika, edit koranbumn