Holding pertambangan BUMN, Mining and Industry Indonesia (MIND ID), memperkirakan pengerjaan enam proyek strategis milik anak usahanya akan mengalami penundaan waktu yang lebih panjang.
Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengatakan bahwa dampak situasi pandemi Covid-19 membuat pengerjaan enam proyek tersebut akan tertunda selama 8 bulan hingga 1 tahun. Salah satu penyebabnya dikarenakan terganggunya mobilitas tenaga kerja.
“Ini kami sudah ekspektasi tadinya 6 bulan, tapi bergeser jadi 8 bulan sampai 1 tahun tergantung kondisi tiap-tiap proyek,” ujar Orias dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI DPR, Selasa (29/9/2020).
Pembangunan proyek yang tengah terganggu tersebut, yakni smelter grade alumina refinery PT Inalum (Persero) dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. di Mempawah Kalimantan Barat, proyek upgrading atau peningkatan teknologi tungku reduksi smelter dan refinery alumina milik PT Inalum, proyek smelter feronikel PT Antam.
Kemudian, smelter tin ausmelt PT Timah Tbk. di Bangka Barat, smelter tembaga dan precious metal refinery PT Freeport Indonesia (PTFI), dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) di Tanjung Enim Sumatra Selatan.
Untuk proyek smelter PTFI, Orias mengungkapkan bahwa saat ini PTFI masih menantikan pemberian kelonggaran dari Kementerian ESDM terkait dengan relaksasi target penyelesaian smelter.
Menurutnya, pekerjaan fisik smelter PTFI masih tertunda akibat Covid-19. Smelter yang dibangun di Gresik, Jawa Timur tersebut ditargetkan selesai pada 2023.
PTFI telah mengajukan permintaan relaksasi target penyelesaian selama 12 bulan sehingga penyelesaian mundur ke 2024.
“Untuk PTFI posisi sekarang [proyek smelter] masih hold karena masih menunggu dibuka status di Gresik untuk pekerja bisa masuk. Sudah spent US$250 juta untuk penyiapan lahannya,” kata Orias.
Sumber Bisnis, edit koranbumn