Pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya pulih masih mempengaruhi pendapatan Koperasi Karyawan (Kopkar) PT KBN Persero. Karenanya, perlu adanya terobosan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Koperasi (RKAK) 2022.
Demikian antara lain benang merah yang bisa ditarik dari rapat tahunan RKAK 2022 Kopkar KBN yang digelar di Ballroom KBN, (29/12/2021).
Rapat RKAK 2022 dihadiri Dirut dan Dirkeu KBN, Kabid UKM Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKMI DKI Jakarta, pengurus, pengawas, dan perwakilan anggota Kopkar KBN dari semua unit kerja yang ada.
Ketua Kopkar KBN, Dasep Titof di hadapan forum rapat RKAK yang dipimpin ketua rapat, Teddy Lahengkeng menyebut di samping sejumlah capaian, ada sejumlah program yang belum berhasil direalisasikan ataupun belum terakomodir secara maksimal. Karenanya, dapat penyusunan program kerja dan anggaran 2022 perlu disertai analisa dan evaluasi terhadap permasalahan yang ada.
Dalam bidang usaha, Dasep Titof menyebut Kopkar mengalami penurunan kinerja, karena ada beberapa kegiatan usaha yang belum menguntungkan, sehingga SHU sebelum pajak hanya tercapai 63,16% (atau turun 26,86%) dari prognosa 2021.
Sepanjang 2021 Kopkar KBN meraih pendapatan sekitar Rp40.368.421.234 atau 105,77% dari anggarannya sebesar Rp38.165.403.576 dan 130,15% dari realisasi tahun 2020 sebesar Rp31.015.664.766.
Meski demikian SHU Kopkar 2021 mengalami penurunan yang signifikan atau hanya sekitar Rp4.240.738.842 atau 63,16% dari prognosa Rp6.714.720.580.
Penurunan SHU 2021 ini di antaranya disebabkan oleh adanya penurunan nilai kontrak pengelolaan kebersihan dan taman, tidak tercapainya pendapatan lahan parkir dan pinjaman anggota, serta pembatalan kontrak PPTI dengan PT KBN pada Maret 2021.
Melihat berbagai tantangan yang dihadapi, RKAK Kopkar KBN 2022, menurut Dasep Titof akan lebih rasional dengan memproyeksikan pendapatan sebesar Rp34,96 miliar atau 86,61% dari prognosa 2021 sebesar Rp40,37 miliar.
Penurunan asumsi pendapatan ini dikarenakan antara lain berkurangnya usaha penyewaan lahan parkir di marunda dan berkurangnya usaha swakelola.
Pengurus Kopkar juga akan menurunkan beban operasional 2022 hampir 14% dari Rp27,35 miliar dari prognosa 2021 sebesar Rp31,83 miliar. SHU tahun 2022 diproyeksikan sebesar Rp3,34 miliar atau 79,7% dari prognosa 2021 Rp4,24 miliar.
Dari catatan anggaran pendapatan dan biaya 2021 lalu diketahui bahwa sejumlah usaha seperti jasa tenaga kerja, sewa kendaraan, perawatan taman, toko/ATK, fotokopi, dan simpan-pinjam mengalami kenaikan.
Sementara itu usaha yang mengalami penurunan pendapatan di antaranya pengelolaan parkir, pedagang asongan, sewa truk tanki, usaha air/listrik, dan pekerjaan swakelola.
Jangan Berkecil Hati
Direktur Utama PT KBN Alif Abadi yang juga Pembina Kopkar KBN pada sambutannya berpesan agar segenap jajaran Kopkar jangan berkecil hati, karena penurunan SHU tahun ini masih bagian dampak pandemi Covid-19 yang juga mempengaruhi hampir semua sektor usaha.
Pembatalan PPTI yang berpengaruh pada pendapatan Kopkar KBN diharapkan dapat dicarikan terobosan baru dan pengurus tetap ‘fight’ untuk merealisasikan sejumlah kerjasama operasi (KSO) yang sudah disepakati.
“Saya kira di 2022 Kopkar KBN perlu terobosan. Kalau toh ada kendala operasional, saya yakin bisa diantisipasi, demi penghasilan yang tetap maksimal. Semua yang berdiri di sini, termasuk jajaran direksi sebagai pembina Kopkar tetap sepakat untuk bersama-sama membesarkan organisasi koperasi,” kata Dirut KBN.
Sumber KBN, edit koranbumn















