PT Elnusa Tbk (ELSA) tetap berupaya mengembangkan bisnisnya pada tahun depan kendati tekanan masih melanda industri minyak dan gas (migas) tanah air.
Manajemen ELSA menyebut, komposisi penggunaan capital expenditure (capex) atau belanja modal di tahun ini terdiri dari investasi terkait pengembangan bisnis sebanyak 57%, pemeliharaan kapasitas atau maintain capacity 40%, dan kebutuhan lain-lain 3%. ELSA sendiri menggelontorkan capex sebesar Rp 800 miliar pada tahun ini.
Direktur Keuangan ELSA menyampaikan, sejauh ini realisasi capex ELSA terfokus pada penyediaan dan pemeliharaan peralatan-peralatan yang mendukung keberlangsungan usaha, termasuk hydraulic workover unit yang telah mencapai tingkat utilisasi 100% dan wireline intervention.
“Untuk operation support terdapat penambahan welltesting dan dredging barge,” imbuh dia dalam paparan publik virtual, Senin (30/11).
Hery belum bisa mengungkapkan secara pasti besaran nilai belanja modal ELSA di tahun 2021. Namun, terdapat perubahan komposisi penggunaan capex ELSA di tahun depan.
Dalam hal ini, mayoritas capex ELSA nantinya akan ditujukan untuk investasi terkait pengembangan bisnis sebesar 53%. Kemudian disusul capex untuk maintain capacity sebesar 27% dan capex untuk kebutuhan lain-lain sebesar 20%.
Hery menambahkan, di tahun depan ELSA berupaya merealisasikan sejumlah rencana investasi di bidang distribusi dan logistik energi yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19. Misalnya, pembangunan infrastruktur terminal bahan bakar minyak (BBM) di Riau dan Pontianak serta terminal LPG di Sulawesi.
Selain itu, ELSA juga berupaya menambah jumlah mobil tangki untuk memperkuat bisnis distribusi hilir BBM. “Kami ingin merealisasikan rencana-rencana yang tertunda pada tahun ini,” tutur dia.
Di tahun depan pula, ELSA turut melanjutkan pengembangan jasa chemical enhanced oil recovery sekaligus pengembangan lanjutan hydraulic workover unit (HWU). Hal itu diharapkan dapat menjaga kinerja ELSA di segmen jasa hulu migas.
Sumber Kontan, edit koranbumn