Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengambil langkah cepat untuk merespons dampak luas pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia.
Menteri BUMN Erick Thohir menyadari dampak dari pandemi ini tak hanya menghantam sisi kesehatan, melainkan juga perekonomian, termasuk moneter.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ada tiga hal yang harus difokuskan dalam mengantisipasi dampak korona sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
“Yaitu kesehatan, social safety, menjaga daya beli masyarakat atau hal-hal yang friendly dengan dunia usaha,” ujar Erick dalam konferensi digital yang dilakukan Kementerian BUMN, Jumat (20/3).
Fokus pertama Kementerian BUMN, kata Erick, ada di sisi kesehatan. Kementerian BUMN yang memiliki sejumlah sumber daya kesehatan akan membantu masyarakat yang terdampak langsung pandemi Covid-19.
Selain itu, seluruh dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) BUMN tahun ini akan difokuskan untuk membantu pengadaan alat-alat kesehatan.
Erick mengatakan Kementerian BUMN sudah membeli alat tes cepat deteksi korona dari sejumlah negara. Alat tes ini diserahkan kepada Kementerian Kesehatan untuk segera disalurkan pada publik.
“Ada 60 ribu (alat tes). Jadi alat tes kit ada dua macam, ada tes air liur dan ada yang darah. Kita prioritaskan yang air liur. Tes air liur akan dipergunakan untuk rumah sakit,” kata Erick.
Selain itu, BUMN telah memproduksi lebih dari empat juta masker yang kini bisa didapatkan di seluruh toko obat dan lokasi jual beli alat-alat kesehatan.
Dalam hal pelayanan kesehatan, Wisma Atlet Asian Games disiapkan sebagai sentra pusat penanganan korona. Nantinya, Kementerian BUMN akan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satgas Penanganan Corona, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, serta pihak terkait.
Tower 4 Wisma Atlet akan difokuskan untk tempat istirahat tenaga medis. Sedangkan Tower 3 akan menjadi lokasi posko bagi petugas Satgas yang menangani pendemik Virus Corona.
“Tower 6 dan 7 kita akan fokuskan khusus ke pasien. Di sana akan dilengkapi ruang ICU, ruang refreshing, dan ruang rawat pasien. Pintunya ada dua dan dalam pengawasan,” ujar Erick.
Fasilitas dan alat kesehatan di Wisma Atlet akan dilengkapi dari dana CSR BUMN.
Kementerian Kesehatan akan terlibat dalam penyediaan tenaga kesehatan. Namun, Erick mengakui tenaga kesehatan yang dimiliki pemerintah terbatas. Oleh karena itu, Erick berterima kasih kepada pihak swasta yang sejak awal menyatakan tekadnya untuk terlibat dalam penanganan pandemi korona.
Kedua, langkah antisipasi juga disiapkan Kementerian BUMN di sektor perekonomian. Erick menyadari banyak sektor ekonomi yang terpukul akibat Covid-19.
Sektor terparah yang terdampak adalah hotel, restoran, pariwisata, dan penerbangan. Karena itu, Kementerian BUMN akan berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk segera meluncurkan kebijakan yang membantu industri terdampak.
“Kita pastikan bank-bank BUMN turunkan suku bunga UKM. Sektor-sektor terdampak yang punya pinjaman ke bank-bank BUMN agar diberi keringanan,” kata Erick.
Namun, Erick mengatakan hanya sektor usaha yang punya rekam jejak positif yang akan mendapat bantuan relaksasi dari bank.
Langkah ketiga, untuk sektor moneter, BUMN akan menerbitkan obligasi-obligasi untuk memperbanyak devisa negara. Obligasi akan diterbitkan antara lain oleh Bank BRI dan Bank Mandiri.
Dengan semakin banyaknya devisa, diharapkan dapat membantu mengurangi tekanan terhadap rupiah yang saat ini telah menembus level Rp 16 ribu per dolar AS.
Erick menambahkan, Kementerian BUMN juga sedang dalam proses buyback saham di bursa. “Kita batasi di enam perusahaan dulu seperti BRI, Mandiri, PTBA, Telkom, dan Jasamarga,” kata Erick.
Ia mengakui bahwa kondisi yang dihadapi dunia usaha penuh tantangan. Karenanya, butuh usaha keras untuk tetap mempertahankan performa BUMN.
“Saya harus jujur, kalau meraih deviden lebih baik atau mempertahankannya, penuh tantangan dalam kondisi saat ini. Mungkin saja tak tercapai. Tapi saya yakin kita akan cepat pulih,” kata Erick menambahkan.
Staf Menteri BUMN, Arya Sinulingga, melalui pernyataan tertulis menyampaikan, Kementerian BUMN juga sedang menyiapkan Hotel Patra Comfort yang berada di sebelah Rumah Sakit (RS) Pertamina Jaya sebagai ruang khusus bagi orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19.
Hotel dan RS yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) itu berada di Cempaka Putih, Jakarta. “Hotel ini kami peruntukan bagi ODP, yang memang kami lihat punya hubungan intensif terhadap pasien korona,” kata Arya, kemarin.
Arya menyampaikan Hotel Patra Comfort menjadi tempat bagi ODP yang memiliki riwayat pernah melakukan kontak dengan pasien yang positif korona.
Arya berharap keberadaan Hotel Patra Comfort yang disulap sebagai RS ini mampu mempercepat penanganan terhadap ODP agar tidak sampai pada level positif Korona.
Kemanusiaan Paling Utama
Erick Thohir tak menampik potensi adanya dampak kerugian yang diderita sejumlah BUMN akibat pandemi corona. Erick tidak mempersoalkan kerugian secara bisnis selama demi kepentingan keselamatan masyarakat.
“Kalau rugi karena kebijakan harus terdepan untuk menanggulangi sebuah keputusan untuk rakyat, ya tidak apa-apa,” ujar Erick.
Erick mengambil contoh pembangunan fasilitas khusus kesehatan di 65 rumah sakit (RS) BUMN yang diharapkan menjadi pusat isolasi bagi kasus-kasus penyakit tertentu, termasuk corona.
Menurut Erick, ada kalanya BUMN mengenyampingkan aspek untung-rugi apabila sudah bersinggungan dengan aspek keselamatan.
“Cuma kalau ini sebuah kebijakan, seperti membangun ini kita jangan mikir untung ruginya, tapi kita harus ada, kalau ada nanti berkembang hal-hal yang tak diinginkan, kita punya, siap,” lanjut Erick.
Erick menambahkan BUMN juga bisa mencari startegi alternatif dalam mengatasi kasus corona. Buat Menteri BUMN, kemanusiaan dan keselamatan berada di atas segalanya.
Sumber Republika, edit koranbumn