Sudah dapat dipastikan pagebluk pandemi Covid-19 membuat penerbitan obligasi korporasi di tahun ini akan lebih rendah dibanding tahun lalu.
Hingga semester I-2020 saja, pertumbuhan surat utang korporasi masih cenderung melambat. Berdasarkan data PT Pemeringkat Efek Indonesia, penerbitan surat utang listed baru mencapai Rp 29,28 triliun lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 53,32 triliun.
Sementara, realisasi penerbitan surat utang korporasi di semester I 2020 mencapai Rp 30,03 triliun.
Alhasil penurunan tersebut merembes pada jumlah outstanding surat utang korporasi di sepanjang semester I 2020 sebesar Rp 460,23 menurun dari Rp 474,46 triliun pada akhir tahun lalu.
Direktur Utama Pefindo, Salyadi Saputra, mengatakan, jumlah obligasi korporasi yang jatuh tempo jauh lebih besar dibanding jumlah penerbitan obligasi korporasi baru, sehingga outstanding obligasi korporasi menurun.
Di tengah ketidakpastian ekonomi yang meningkat, Salyadi menyiapkan tiga skenario proyeksi penerbitan surat utang korporasi di sepanjang tahun ini.
“Biasanya prospek penerbitan surat utang korporasi kami akan pertimbangkan dengan melihat tren suku bunga acuan dan suku bunga The Fed, tetapi sekarang sulit untuk memperkirakan arah tingkat suku bunga sehingga kami buat tiga skenario proyeksi,” kata Salyadi, Jumat (10/7).
Untuk skenario pesimis penerbitan obligasi korporasi berada di rentang Rp 70 triliun hingga Rp 60 triliun. Sementara, proyeksi moderat penerbitan obligasi korporasi berada di sekitar Rp 80 triliun. Sedangkan, proyeksi optimis, penerbitan obligasi korporasi bisa capai Rp 100 triliun.
Dari proyeksi tersebut dapat dipastikan tidak akan melebihi penerbitan surat utang korporasi di tahun lalu yang mencapai Rp 146,5 triliun.
Padahal, sebelumnya Pefindo menerima mandat penerbitan obliagsi yang belum terealisasi mencapai Rp 74,16 triliun hingga 30 Juni. Sedangkan, jumlah surat utang jatuh tempo di tahun ini sebesar Rp 130,7 triliun.
Namun, kekhawatiran terhadap pandemi Covid-19 membuat Pefindo harus menurunkan proyeksi pernerbitan di tahun ini.
Sumber Kontan, edit koranbumn