PT KAI (Persero) melakukan sejumlah strategi untuk mengatasi dampak Pandemi Covid-19. Hal tersebut dilakukan guna menyelamatkan perusahaan operator Kereta Api (KA) pelat merah ini bisa cepat recovery.
Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo menjelaskan, tiga strategi telah disiapkan olehnya agar perusahaan bisa tetap bertahan di tengah badai pandemi.
Pertama, adalah dengan menjaga likuiditas. Artinya dalam masa pandemi dengan menurunnya pendapatan, maka pihaknya harus menyiapkan likuiditas karena ini merupakan aliran darah dari suatu korporasi.
“Jadi kami sudah menyiapkan payung di mana payung ini adalah adanya fasilitas pinjaman modal kerja yang standby dari perbankan dimana pada saat awal pandemi platform pinjaman kerja itu sampai dengan 8,5 triliun padahal kami secara everange menggunakan sekitar 1,5 triliun dalam kondisi yang normal,” jelas Didiek
Selain itu, pihaknya juga mengupayakan bantuan pemerintah pada akhir 2020 bersumber dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp3,5 triliun. Menurut Didiek, dana PEN ini akan menjadi dana talang dari pemerintah dengan suku bunga yang cukup rendah dan akan dikembalikan setelah kondisi perseroan normal.
Strategi kedua adalah melakukan efisiensi. Didiek mengakui saat ini terus melakukan rasionalisasi pengeluaran. Banyak hal diakui Didiek pada upaya efisiensi pengeluaran perseroan, yakni dengan melakukan negosiasi dengan perbankan.
“Kami dengan melihat cash flow maka kami sampaikan bahwa kemampuan kereta api di masa pandemi untuk memenuhi angsuran pokok, kredit-kredit investasi mengalami kendala, akhirnya dilakukan restrukturisasi terhadap semua kredit investasi yang waktu itu nilainya sekitar Rp10 triliun. Kami diperbolehkan untuk menunda pembayaran pokok satu tahun,” jelas dia.
Selain itu, KAI juga mengupayakan pemotongan atau penundaan pajak atas PT KAI sebagai perusahaan yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Untuk itu proses tersebut sudah dilakukan kepada Kementerian Keuangan dan Dirjen Pajak.
“Dan ini juga cukup banyak yang dilakukan jadi semua upaya kami efisiensi ini kira-kira bisa memangkas biaya sekitar Rp6 triliun. jadi ini yang kami lakukan,” ungkapnya.
Upaya ke tiga adalah dengan mencari dan mengoptimasi sumber pendapatan di luar angkutan penumpang. Ia meyakini angkutan barang dan optimasi aset bisa memberikan topangan terhadap perseroan.
“Kami mendorong upaya-upaya untuk optimalisasi aset sehingga ada pendapatan-pendapatan ekstra yang bisa kita raup dalam rangka untuk penyelamatan perusahaan untuk mengkompensasi adanya penurunan,” jelasnya.
Di sisi angkutan barang, pihaknya juga melakukan upaya-upaya perbaikan operasional sehingga kinerja angkutan batubara sebagai komoditas terbesar yang dilayani PT KAI bisa terus meningkat.
“Sehingga harapannya bisa meningkatkan angkutan barang yang potensi menjadi realisasi dan ini akan kami lakukan,” jelasnya
Sumber Bisnis, edit koranbumn