Saat ini pemerintah sedang giat untuk melakukan pengembangan logam tanah jarang atau rare earth. Salah satu BUMN yang memiliki potensi logam tanah jarang ini adalah PT Timah Tbk.
Saat ini, kata Direktur Utama Timah Achmad Ardianto menjelaskan Timah sedang melakukan validasi cadangan dari logam tanah jarang yang ada di wilayah Bangka Belitung.
“Kita masih melakukan validasi dan kajian soal cadangan, dan apakah cadangan ini bisa dikomersialisasikan pada industri,” ujar Achmad di Komisi VII DPR RI, Senin (11/4/2022).
Achmad menjelaskan potensi mineral tanah jarang yang ada di Bangka Belitung cukup besar, oleh karena itu pihaknya tetap mengejar untuk meningkatkan produksi. Menurutnya, PT Timah berhasil melakukan cracking dari monasit dan saat ini jumlahnya mencapai 300 ton.
Ditargetkan, pada tahun 2022 PT Timah bisa memproduksi 1.000 ton per tahun dengan catatan melalui teknologi yang mumpuni. “Isu utamanya bahwa ketersediaan teknologi yang proven, karena BUMN sudah ada aturannya bahwa boleh investasi di teknologi yang sudah provent 1.000 ton per tahun. Kita sudah ini dengan Kanada,’ ungkap Achmad.
Sumber Republika, edit koranbumn