BOGOR – Sinergi antara dunia industri dan perguruan tinggi perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing industri gula di era Industri 4.0. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam kerjasama bidang pendidikan, penelitian, pengembangan inovasi, komersialisasi inovasi, teaching industry, dan pengabdian masyarakat. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan oleh Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo bersama Rektor IPB Dr. Arif Satria, bersamaan dengan kegiatan Seminar Nasional dengan tema “Daya Saing Industri Gula di Era Industri 4.0” Kamis, 23 Agustus 2018, di Hotel Salak The Heritage, Bogor.
Menurut Didik, kerjasama ini merupakan wujud konkrit RNI dalam mewujudkan link and match antara dunia industri dengan pendidikan. Diharapkan melalui kerjasama yang baik antar keduabelah pihak berbagai riset dan inovasi dalam bidang agro dapat diaplikasikan dalam skala industri sehingga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.
“IPB merupakan salah satu Perguruan Tinggi Tanah air yang concern dalam riset dan pengembangan bidang pertanian, perkebunan, serta agroindustri, aktivitas tersebut sangat cocok dengan lini bisnis yang di bidangi oleh RNI,” ungkap Didik.
Ia mengatakan, MoU ini adalah payung untuk mewujudkan sinergi yang lebih luas lagi. Banyak yang dapat dilakukan melalui kerjasama dalam lingkup Penelitian, pengembangan serta komersialisasi inovasi. Apalagi guna meningkatkan daya saing dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini kebutuhan RNI akan pengembangan dan pemanfaatan teknologi dan varietas baru sangat tinggi.
“Di sisi on farm, pengembangan varietas baru merupakan hal yang harus terus dilakukan dan dikembangkan. Begitu pula pada sisi off farm, pengembangan teknologi serta digitalisasi adalah hal yang tidak dapat ditawar lagi,” ungkap Didik.
Tidak hanya terbatas pada pemanfaatan hasil riset, kedepannya Didik juga berharap, RNI dapat lebih banya berkontribusi dalam mendukung kemajuan dunia pendidikan Tanah Air melalui program magang bersertifikat. Mahasiswa-mahasiswa IPB khususnya yang memiliki latar belakang akademik selaras dengan lini bisnis RNI, yaitu agroindustri dapat melaksanakan program magang atau penelitian di masing-masing unit usaha RNI.
“Lini bisnis agroindustri RNI cakupannya sangata luas, dari mulai tebu, kelapa sawit, teh, hingga karet. Selain itu, terdapat sarana Pusat Penelitian Agro (Puslitagro) di Jatitujuh, Majalengka, yang fokus dalam penelitian dan pengembangan bibit unggul tebu,” ungkapnya.
Sementara itu, Arif Satria menyampaikan apresiasi atas terwujudnya rencana kerjasama ini. Menurutnya, sinergi antara industri dengan dunia pendidikan menjadi suatu hal yang wajib dilakukan, mengingat keduanya berada pada kondisi yang saling terkait erat.
“Dunia pendidikan adalah pondasi dimana industri bertumbuh, karena melalui hasil pendidikan dan penelitian di lembaga pendidikanlah bidang industri mendapatkan SDM serta inovasi dan berbabai ide pengembangan,” ungkapnya.
Guna memberikan insight bagi perkembangan Industri Gula, usai penandatanganan digelar Seminar Nasional bertajuk “Daya Saing Industri Gula di Era Industri 4.0”. Seminar yang menghadirkan Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan Republik Avanti Fontana, Didik Prasetyo, Arif Satria, dan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika sebagai pembicara tersebut bertujuan untuk menggali lebih dalam kesiapan dan daya saing industri gula nasional di Era Industri 4.0.
Sumber Situs Web RNI
Menurut Didik, kerjasama ini merupakan wujud konkrit RNI dalam mewujudkan link and match antara dunia industri dengan pendidikan. Diharapkan melalui kerjasama yang baik antar keduabelah pihak berbagai riset dan inovasi dalam bidang agro dapat diaplikasikan dalam skala industri sehingga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.
“IPB merupakan salah satu Perguruan Tinggi Tanah air yang concern dalam riset dan pengembangan bidang pertanian, perkebunan, serta agroindustri, aktivitas tersebut sangat cocok dengan lini bisnis yang di bidangi oleh RNI,” ungkap Didik.
Ia mengatakan, MoU ini adalah payung untuk mewujudkan sinergi yang lebih luas lagi. Banyak yang dapat dilakukan melalui kerjasama dalam lingkup Penelitian, pengembangan serta komersialisasi inovasi. Apalagi guna meningkatkan daya saing dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ini kebutuhan RNI akan pengembangan dan pemanfaatan teknologi dan varietas baru sangat tinggi.
“Di sisi on farm, pengembangan varietas baru merupakan hal yang harus terus dilakukan dan dikembangkan. Begitu pula pada sisi off farm, pengembangan teknologi serta digitalisasi adalah hal yang tidak dapat ditawar lagi,” ungkap Didik.
Tidak hanya terbatas pada pemanfaatan hasil riset, kedepannya Didik juga berharap, RNI dapat lebih banya berkontribusi dalam mendukung kemajuan dunia pendidikan Tanah Air melalui program magang bersertifikat. Mahasiswa-mahasiswa IPB khususnya yang memiliki latar belakang akademik selaras dengan lini bisnis RNI, yaitu agroindustri dapat melaksanakan program magang atau penelitian di masing-masing unit usaha RNI.
“Lini bisnis agroindustri RNI cakupannya sangata luas, dari mulai tebu, kelapa sawit, teh, hingga karet. Selain itu, terdapat sarana Pusat Penelitian Agro (Puslitagro) di Jatitujuh, Majalengka, yang fokus dalam penelitian dan pengembangan bibit unggul tebu,” ungkapnya.
Sementara itu, Arif Satria menyampaikan apresiasi atas terwujudnya rencana kerjasama ini. Menurutnya, sinergi antara industri dengan dunia pendidikan menjadi suatu hal yang wajib dilakukan, mengingat keduanya berada pada kondisi yang saling terkait erat.
“Dunia pendidikan adalah pondasi dimana industri bertumbuh, karena melalui hasil pendidikan dan penelitian di lembaga pendidikanlah bidang industri mendapatkan SDM serta inovasi dan berbabai ide pengembangan,” ungkapnya.
Guna memberikan insight bagi perkembangan Industri Gula, usai penandatanganan digelar Seminar Nasional bertajuk “Daya Saing Industri Gula di Era Industri 4.0”. Seminar yang menghadirkan Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan Republik Avanti Fontana, Didik Prasetyo, Arif Satria, dan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika sebagai pembicara tersebut bertujuan untuk menggali lebih dalam kesiapan dan daya saing industri gula nasional di Era Industri 4.0.
Sumber Situs Web RNI