Tiga bank syariah yang merupakan anak usaha bank BUMN mendapatkan penempatan uang negara masing-masing sebesar Rp1 triliun, guna mendorong program pemulihan ekonomi nasional.
Corporate Secretary PT Bank BNI Syariah Bambang Sutrisno mengatakan perseroan mendapatkan penempatan dana PEN sebesar Rp1 triliun. Sebelumnya, BNI Syariah mengajukan penempatan uang negara senilai Rp3 triliun.
“Iya dapat Rp1 triliun semua bank syariah,” katanya, Jumat (25/9/2020).
Selanjutnya, BNI Syariah berkomitmen untuk me-leverage dana pemerintah melalui penyaluran pembiayaan senilai dua kali dari dana penempatan atau setara Rp2 triliun. Penyaluran pembiayaan akan fokus di semua segmen pembiayaan.
“Di-leverage dua kali. Penyaluran hampir di semua segmen, baik konsumer, komersial, dan mikro menengah,” imbuhnya.
Mulyatno Rachmanto, Corporate Secretary PT Bank BRI Syariah Tbk., mengatakan terkait program PEN, perseroan mendapat penempatan uang negara sebesar Rp1 triliun. Selanjutnya, perseroan akan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan dengan menggandeng komunitas dan pelaku UMKM.
“Untuk PEN rencananya ada penempatan langsung dari pemerintah. Nilainya sekitar Rp1 triliun,” katanya.
Direktur Utama PT Bank Syariah Mandiri Toni EB Subari mengatakan perseroan sangat mendukung penempatan dana pemerintah di bank syariah untuk mendukung pengembangan UMKM maupun kebutuhan individu di masa pandemi. Penempatan dana itu akan disalurkan dalam bentuk pembiayaan di segmen konsumer dan produktif sehingga mendorong turut mendorong perekonomian.
“Ada tiga bank syariah yang dapat penempatan dana yaitu Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Kami sangat mendukung program pemulihan ekonomi nasional,” katanya.
Meski likuiditas bank syariah masih longgar, Toni menilai penempatan dana itu cukup murah sehingga akan bermanfaat bagi nasabah. Penempatan dana pemerintah kepada bank syariah dipatok dengan imbal hasil sebesar 2,84 persen, dengan pertimbangan suku bunga Bank Indonesia tiga bulan sebesar 3,84 persen dikurangi 1 persen.
“Itu dana yang cukup murah sehingga dana itu sangat bermanfaat. Setiap bulan lending perbankan masih cukup besar,” katanya.
Fauzi Ikhsan, Ekonom yang juga Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan 2015-Januari 2020, mengatakan perbankan syariah menghadapi risiko pembiayaan yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Oleh karena itu, bank syariah harus jeli memastikan dana tersebut disalurkan ke debitur yang sehat dan risiko gagal bayar yang kecil.
Sumber Bisnis, edit koranbumn