Pertumbuhan transaksi melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk naik signifikan pada 2021 dibandingkan dengan 2020, seiring dengan pengembangan layanan digital perusahaan dan kondisi ekonomi yang terus membaik.
Managing Director of IT & Operation BTN Andi Nirwoto mengatakan pertumbuhan transaksi EDC BTN meningkat secara pesat dalam 1 tahun terakhir, dimana transaksi banyak terjadi di merchant anchor atau mitra jangkar perusahaan. Transaksi EDC perusahaan tumbuh sebesar lebih dari 500 persen (year-on-year/yoy) tahun lalu.
Andi mengatakan transaksi QRIS dan dompet elektronik yang juga tengah berkembang pesat, tidak terlalu berpengaruh terhadap transaksi EDC. Transaksi di EDC tetap tinggi dan tidak tergerus oleh transaksi QRIS.
“Karena market dari transaksi menggunakan EDC berbeda dengan penggunaan QRIS, selain itu dalam hal ini transaksi menggunakan qris masih memiliki batasan transaksi,” kata Andi kepada Bisnis, Minggu (27/3).
Selain itu, Andi juga menuturkan transaksi di EDC menjadi kontributor terbesar dalam transaksi elektronik yang terjadi di perusahaan.
Pengguna kartu – debit dan kartu kredit – masih banyak melakukan transaksi di mitra-mitra BTN, terutama di mitra jangkar, yang lebih banyak bergerak di bidang home living.
“Dalam hal ini 84 persen transaksi elektronik masih menggunakan EDC, 16 persen sisanya merupakan transaksi QRIS,” kata Andi.
Sementara itu, Corporate Secretary BNI Mucharom mengatakan transaksi digital BNI pada 2022 mengalami peningkatan sangat baik.
Pada Februari 2022 nominal transaksi digital mencapai Rp9,7 triliun dengan jumlah mencapai 12,13 juta transaksi atau meningkat 15,6% secara tahunan dibandingkan tahun 2021.
Adapun, pertumbuhan transaksi melalui EDC per Februari 2022 secara YoY mengalami pertumbuhan 15,6 persen.
“Kami optimistis dengan perbaikan ekonomi masa endemi, transaksi akan tumbuh lebih baik lagi,” kata lelaki yang akrab disapa Arom itu.
Sumber Bisnis, edit koranbumn