Akibat pandemi Covid-19 dan risiko dari resesi global, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau IPC menunda dan melakukan review kembali pada seluruh rencana ekspansi atau akuisisi bisnis yang telah dicanangkan.
“Kecuali untuk Proyek Strategis Nasional yang sedang berlangsung seperti Proyek Terminal Kijing dan Proyek Jalan Tol Cibitung – Cilincing serta proyek strategis perusahaan mencakup Proyek Maritime Tower dan Proyek Terminal Kalibaru,” ujar Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) atau IPC, Arif Suhartono
Sebelumnya IPC telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun 2020 sebesar Rp 6,32 triliun yang bersumber dari kas internal perusahaan.
Hingga Semester I 2020, anggaran capex yang telah terserap sebanyak Rp 1,34 triliun. Adapun realisasinya digunakan untuk pembangunan Proyek Terminal Kijing, Proyek Terminal Kalibaru dan investasi lain yang dilakukan di Cabang Pelabuhan dan Anak Perusahaan kelolaan IPC.
“Dan saat ini IPC sedang mengajukan revisi capex kepada Pemegang Saham,” katanya.
Terkait strategi peningkatan pendapatan, Pada semester II-2020 IPC akn fokus merencanakan optimalisasi kegiatan pemasaran dan pengembangan bisnis antara lain dengan pemasaran dan pembangunan Proyek Strategis (Proyek Terminal Kalibaru dan Proyek Terminal Kijing), pemasaran dan pengembangan bisnis anak perusahaan kelolaan IPC serta optimalisasi operasi atau pelayanan bongkar muat.
Investasi Pembangunan Terminal Kijing Tahap Inisial sampai dengan semester I 2020 telah terserap kurang lebih Rp 2,37 Triliun yang digunakan untuk pengadaan tanah, pembangunan fisik terminal, dan biaya kegiatan pembangunan fasilitas pendukung lainnya.
Biaya pembangunan Terminal Kijing tahap pertama dianggarkan sebesar sebesar Rp 5 triliun. Fokus lainnya yaitu melanjutkan pembangunan NewPriok Terminal, yaitu Container Terminal 2 dan 3 yang akan dimulai kembali pada bulan triwulan III ini.
“Sedangkan untuk proyeksi bisnis dan target pertumbuhan hingga akhir tahun, mengingat kondisi pandemi Covid-19, IPC melakukan revisi target kinerja pendapatan dan operasi untuk tahun 2020. Adapun target pendapatan usaha direvisi sebanyak 10% dari tahun 2019,” jelasnya.
Arif menyampaikan, adapun target kinerja operasi IPC tahun 2020 di mana tren arus petikemas direvisi menjadi 6,71 juta TEUs turun 12% dari tahun 2019 yakni 7,66juta TEUs. Untuk arus non peti kemas, turun 50,86 juta Ton atau turun 15% pada tahun sebelumnya. Begitupun dengan shipcall tren pada tahun ini akan 16% lebih rendah dari periode sebelumnya yakni 175,99 juta GT.
Terkait kontrak kerjasama, IPC baru saja menandatangani Head of Agreement (HoA) pada awal September 2020 yang berlaku hingga dua tahun dengan PT Bukit Asam terkait Pengembangan Angkutan Batu Bara dan/atau Komoditas Lainnya Melalui Sungai dan Pelabuhan di Sumatera Selatan.
Sedangkan pada Maret lalu, IPC menjajaki kerjasama dengan Operator Pelabuhan Rotterdam, Belanda (Port of Rotterdam) dalam bidang pengembangan logistik maritim dan infrastruktur. Dimana selama tiga tahun ke depan, IPC dan Pelabuhan Rotterdam akan menyusun program pengembangan dan manajemen pelabuhan, digitalisasi pelabuhan serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Sebelumnya, pada Februari 2020, IPC dan Operator Pelabuhan Constanta (Port of Constanta) juga telah menandatangani kesepakatan kerja sama kemitraan kepelabuhanan (sister port) di Constanta, Rumania. Kemitraan ini diharapkan akan memperkuat konektivitas global, serta memperluas peluang bisnis dan perdagangan antara Indonesia dan Rumania.
“Terkait fokus bisnis, kami akan memaksimalkan cost effectiveness dan refocusing anggaran dengan memprioritaskan aktivitas yang bisa meningkatkan pendapatan secara efisien. IPC akan back to basic dengan memberikan pelayanan maksimal sesuai dengan yang diharapkan pengguna jasa,” ungkap Arif
Arif menambahkan, pada masa pandemi ini, IPC juga mengoptimalkan pemanfaatan platform digital. Kami mendorong pengguna jasa untuk terus memanfaatkan e-Service dan menimimalisir pertemuan langsung atau tatap muka.
Pihaknya juga tengah fokus melakukan digitalisasi melalui platform yang menjangkau seluruh proses logistik kepelabuhanan selama masa transisi pandemi Covid-19, yakni i-Hub yang akan menjadi single platform untuk seluruh layanan IPC.
Platform ini diharapkan menjadi layanan one-stop service pelayanan bagi pemilik barang, mulai dari pendaftaran, pemesanan, pengaduan, pembayaran hingga pelacakan barang secara daring. Juga bagi pengusaha trucking, pelayaran, depo dan lainnya, i-Hub kedepannya dapat menjadi single platform dari awal hingga akhir proses pelayanan kapal dan barang.
Sumber Kontan, edit koranbumn