PT Jasa Marga (Persero) Tbk menggelar program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) bertajuk Gotong Royong Boyong Pohon yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkolaborasi dengan Perusahaan BUMN dan Yayasan BUMN Untuk Indonesia. Pada program TJSL tersebut Jasa Marga menanam sekitar 2.400 Pohon, yang tersebar mulai dari Kantor Pusat Jasa Marga dan anak usaha Jasa Marga wilayah Jabotabek. Program TJSL Gotong Royong Boyong Pohon Jasa Marga dibuka dengan seremonial penanaman pohon di lingkungan Kantor Pusat Jasa Marga oleh jajaran Direksi Jasa Marga, pada Jumat (20/10).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Utama Subakti Syukur, Direktur Operasi Fitri Wiyanti, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Pramitha Wulanjani, Direktur Bisnis Reza Febriano, dan Direktur Human Capital & Transformasi Bagus Cahya A.B., beserta jajaran Senior Group Head, Senior General Manager, Group Head dan Direktur Utama Anak Perusahaan di lingkungan Kantor Pusat Jasa Marga.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan, program TJSL Gotong Royong Boyong Pohon merupakan gerakan yang digagas oleh Kementerian BUMN dengan tujuan agar dapat memberikan pengaruh positif bagi lingkungan, terlebih saat ini kondisi kualitas udara di wilayah Jabotabek sedang buruk dengan tingkat polusi yang cukup tinggi.
“Program TJSL Gotong Royong Boyong Pohon telah dibuka terlebih dahulu oleh Menteri BUMN pada 27 September 2023 lalu, dan hari ini Jasa Marga sebagai perusahaan BUMN menunjukkan komitmen dalam pelestarian lingkungan dalam program yang sama. Kami harapkan kegiatan ini bisa menggerakan masyarakat dalam melakukan aksi nyata untuk lingkungan sekitar melalui penanaman bibit pohon,” jelas Subakti.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana menyebutkan sejumlah 2.400 bibit pohon telah dibagikan dan ditanam oleh Roadster Jasa Marga. Lokasi penanaman pohon pun beragam yaitu di sekitar kantor, wilayah operasional hingga kediaman Roadster Jasa Marga masing-masing di wilayah Jabotabek. Bibit pohon yang dibagikan terdiri dari 3 jenis pohon keras seperti Pohon Spathodea, Pohon Trembesi, dan Pohon Tabebuya, dengan jumlah mencapai sekitar 534 bibit, sedangkan selebihnya sejumlah 1866 bibit adalah pohon buah-buahan seperti Pohon Sawo, Pohon Kelengkeng, Pohon Mangga, Pohon Jambu Kristal, Pohon Durian, Pohon Jambu Jamaika, Pohon Jambu Air, Pohon Alpukat, Pohon Sirsak, dan Pohon Jeruk.
“Program Gotong Royong Boyong Pohon sesuai dengan Pilar Pembangunan Sosial dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Program ini tentu menyasar dan melibatkan peran serta Roadster Jasa Marga secara aktif dalam program TJSL sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih luas. Pohon keras dan pohon buah ini dipilih dengan tujuan selain bisa mengurangi tingkat polusi, pohon-pohon tersebut juga bisa menghasilkan buah yang bisa dikonsumsi,” tambahnya.
Program TJSL Gotong Royong Boyong Pohon merupakan inisiasi Menteri BUMN untuk melakukan gerakan nyata menanam pohon di lingkungan kantor Kementerian BUMN, serta mengajak seluruh BUMN dan masyarakat untuk berperan aktif menanam pohon. Gerakan Gotong Royong Boyong Pohon diharapkan memberikan dampak positif yang dimulai dari partisipasi aktif Karyawan BUMN hingga dapat mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kepedulian pada lingkungan.
Jasa Marga sebagai perusahaan jalan tol yang berkelanjutan tentu sangat paham akan pelestarian lingkungan bagi generasi mendatang, beberapa program TJSL yang Jasa Marga jalankan diantaranya yaitu beautifikasi dan penghijauan jalan tol milik Jasa Marga Group, hal ini dibuktikan Jasa Marga sebagai perusahaan jalan tol satu-satunya di Indonesia yang memiliki sertifikasi Green Tollroad Indonesia untuk tiga jalan tol yang dikelolanya yakni Jalan Tol Bali-Mandara, Jalan Tol Gempol-Pandaan, dan Jalan Tol Pandaan-Malang. Jasa Marga sebagai pemimpin industri jalan tol secara bertahap dan berkelanjutan menerapkan konsep pembangunan jalan tol yang tidak hanya menekankan aspek operasional namun juga memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi sekitar wilayah jalan tol, sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan.